Tumiyono menjelaskan bahwa pihaknya menilai tepat langkah yang dilakukan generasi muda dunia wayang dalam mengelola sebuah peradaban bangsa, menuju budaya agung yang sudah dilestarikan nenek moyang sejak lama. Apalagi saat ini, Tumiyono melanjutkan, jumlah dalang nasional jauh lebih banyak ketimbang empat dekade silam.
“Periode era ’70-an jumlah dalang bisa dihitung dengan jari. Kala saya masih kecil waktu umur 5 tahun, kalau di Jawa Barat ada Asep Sunandar, di Jawa Tengah ada Ki Narto Sabdo, dan kemudian generasi Anom Suroto. Tetapi pada posisi sekarang, jumlah dalang nasional ada 5600 orang,” terang dia.
Karena itu, Tumiyono juga berharap bahwa ada keberpihakan dari Pemerintah terhadap sebanyak 5600 dalang, melalui kebijakan yang diturunkan kepada setiap Dinas Kebudayaan di tingkat kabupaten atau kota.
“Kalau seluruh dinas mengalokasikan sebagian bujet untuk memihak teman-teman dalang, maka mereka tidak tergantung pada masyarakat. Kalau ada arahan dari kementerian untuk turun ke dinas, maka disitulah harapan para pelaku seni,” tutur Tumiyono.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pihaknya dengan penuh antusiasme sejak beberapa hari lalu telah menggelar rangkaian acara menuju puncak perayaan “Hari Wayang Nasional 2023” pada 7 November mendatang.
“Di sini ada dalang-dalang cilik yang mungkin tepat disebut sebagai cucu-cucu saya. Mereka begitu antusiasme mengikuti proses perjalanan budaya yang membentuk karakter bangsa ini. Mulai besok pagi akan ada rangkaian lomba dalang anak dalam rangka menjaga kelestarian budaya ditandai generasi muda mulai tumbuh,” kata Tumiyono.
Comments