STARJOGJA.COM, INFO – Situasi Gaza yang memburuk ikut membuat kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara mengkhawatirkan.
RS tersebut kini bertahan dan beroperasi di tengah kegelapan dan keterbatasan obat-obatan. Saking memburuknya kondisi, pengelola rumah sakit Indonesia di Gaza, Palestina MER-C memberikan surat terbuka kepada Presiden RI Jokowi.
Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad meminta bantuan atas kondisi tersebut. Indonesia memang memiliki satu rumah sakit di jalur Gaza, yang kini menampung dan merawat pasien-pasien korban serangan Israel. RS Indonesia itu memiliki luas 16.261 m2 yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Tanahnya, merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina di Gaza.
Sementara dana pembangunan RS seluruhnya berasal dari donasi rakyat Indonesia, tidak ada dana bantuan asing. Untuk itu, RS ini diberi nama RS INDONESIA (RSI) dengan harapan bisa menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina. Pembangunan RSI dimulai sejak 14 Mei 2011.
Sejarah berdirinya RS Indonesia di Gaza Saat kebutuhan akan sarana kesehatan khususnya yang berfokus pada Trauma dan Rehabilitasi serta jumlah donasi dari masyarakat Indonesia yang cukup besar kala itu, maka Tim MER-C didampingi sejumlah wartawan dari Indonesia bertemu dengan Menkesa palestina di Gaza, dr. Bassim Naim. Pada kesempatan yang langka tersebut, dimanfaatkan Tim MER-C untuk menyampaikan rencana pembangunan RS Indonesia (RSI) di Jalur gaza.
Rencana ini disambut sangat baik. Atas nama rakyat Indonesia yang diwakili oleh dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT dan atas nama rakyat Gaza yang diwakili oleh dr. Bassim Naim melakukan penandatanganan MOU Pembangunan RSI di Gaza. Dikutip dari laman MER-C, RS itu dinamakan RS Indonesia karena berbagai alasan.
Pertama, karena seluruh dananya berasal dari masyarakat Indonesia. Dua, Rumah sakit ini kita harapkan bisa menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina. Tiga, dengan nama dan keberadaan RS ini kita ingin memberi pesan bahwa di tanah Palestina ada aset dan sumbangan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina.
Divisi Konstruksi MER-C membagi proses pembangunan RS Indonesia di Gaza menjadi 2 tahap. Tahap pertama berupa pembangunan struktur, selanjutnya tahap kedua berupa pekerjaan arsitektur dan mekanikal elektrikal (ME). Berbeda dengan pekerjaan tahap pertama yang dilakukan oleh kontraktor lokal, pekerjaan tahap kedua seluruhnya dilakukan oleh putra-putra bangsa Indonesia, baik insinyur maupun pekerjanya.
RS Indonesia mulai dari ide, proses disain RS yang mencakup struktur, arsitektur dan ME sampai dengan tenaga insinyurdan pekerja teknis yang terlibat dalam proses pembangunan RS Indonesia di Gaza adalah putra-putra bangsa Indonesia yang berstatus sebagai relawan. Mereka memberikan sumbangsihnya tanpa berharap imbalan dan semua dilakukan sebagai bentuk jihad profesionalnya.
Bangunan RS Indonesia adalah bangunan terunik dan terbesar di jalur Gaza yang sebagian besar bangunan di wilayah okupasi Israel ini berbentuk segi empat. RS Indonesia membukukan 2 kali rekor pengecoran terbesar di Gaza, yang pertama adalah pengecoran lantai 2 RS Indonesia sebesar 483 m3. Dua bulan kemudian, pada maret 2012, dilakukan pengecoran lantai 3 sebesar 500 m3 beton yang selesai dalam waktu 8 jam.
Comments