STARJOGJA.COM, HEALTH – Waspadalah, Ada 7 Jenis Kanker Ancam Pria Usia 40 Tahun! Betul, Di usia 40 tahun, biasanya metabolisme manusia mulai menurun karena pertambahan usia. Hal ini berlaku pada perempuan atau laki-laki. Apalagi jika mereka menjalani gaya hidup yang buruk, maka risiko berbagai penyakit termasuk kanker meningkat.
Dilansir dari timesofindia, khusus untuk pria, ada beberapa jenis kanker yang risikonya lebih tinggi pada pria ketika mereka menginjak usia 40 tahun.
Selain itu, genetika dan riwayat keluarga juga berperan, sehingga menekankan pentingnya memahami faktor risiko individu.
Berikut tujuh kanker yang lebih umum terjadi pada pria di atas usia 40 tahun: 1. Kanker prostat
Kanker prostat merupakan kekhawatiran umum bagi pria, terutama seiring bertambahnya usia. Faktor risiko termasuk usia, riwayat keluarga, dan ras. Tahap awal seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga menekankan pentingnya pemeriksaan rutin, termasuk tes PSA. Gejalanya mungkin berupa kesulitan buang air kecil dan nyeri panggul pada stadium lanjut
Pilihan pengobatan berkisar dari pengawasan aktif hingga pembedahan, radiasi, dan terapi hormonal. Pilihan gaya hidup, seperti pola makan seimbang dan olahraga teratur, berkontribusi terhadap pencegahan.
2. Kanker Kolorektal
Kanker kolorektal menimbulkan risiko yang signifikan bagi pria, sering kali berkembang dari polip prakanker. Faktor risikonya antara lain usia, riwayat keluarga, dan kondisi genetik tertentu. Gejalanya mungkin termasuk perubahan kebiasaan buang air besar, darah pada tinja, dan rasa tidak nyaman di perut. Pemeriksaan rutin, seperti kolonoskopi, membantu deteksi dini.
Modifikasi gaya hidup, termasuk diet tinggi serat dan olahraga teratur, berkontribusi terhadap pencegahan. Perawatan melibatkan pembedahan, kemoterapi, dan terkadang radiasi. Kesadaran akan gejala, pemeriksaan tepat waktu, dan menerapkan gaya hidup sehat sangat penting untuk mengurangi risiko kanker kolorektal pada pria dan meningkatkan hasil keseluruhan.
3. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru merupakan masalah kesehatan utama bagi pria, terutama terkait dengan kebiasaan merokok, dan usia menjadi faktor risiko yang signifikan. Gejalanya, antara lain batuk terus-menerus, nyeri dada, dan sesak napas, seringkali muncul pada stadium lanjut. Deteksi dini melalui pemeriksaan seperti CT scan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Perawatan melibatkan pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.
Berhenti merokok secara signifikan mengurangi risiko. Paparan karsinogen di tempat kerja, seperti asbes, merupakan faktor penyebab lainnya. Sifat agresif kanker paru-paru memerlukan pendekatan komprehensif, menekankan kesadaran, pemeriksaan kesehatan rutin, dan modifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko dan meningkatkan prognosis bagi pria.
4. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada pria, sering dikaitkan dengan faktor-faktor seperti usia, merokok, dan paparan bahan kimia tertentu di tempat kerja. Gejalanya berupa darah dalam urin, sering buang air kecil, dan nyeri panggul.
Diagnosis dini merupakan suatu tantangan, sehingga berkontribusi terhadap presentasi pada tahap selanjutnya. Perawatan melibatkan pembedahan, imunoterapi, dan kemoterapi. Berhenti merokok secara signifikan mengurangi risiko.
Pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko, membantu deteksi dini. Kesadaran akan gejala dan perhatian medis segera sangat penting untuk menangani kanker kandung kemih pada pria, meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan hasil yang lebih baik.
5. Kanker pankreas Kanker pankreas, yang lebih umum terjadi pada pria, sering kali muncul tanpa gejala awal, sehingga diagnosisnya berada pada stadium akhir. Faktor risikonya antara lain usia, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kondisi genetik tertentu.
Gejala mungkin termasuk sakit perut, penyakit kuning, dan penurunan berat badan. Karena sifatnya yang agresif, kanker pankreas memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah. Perawatan melibatkan pembedahan, kemoterapi, dan terkadang radiasi.
Deteksi dini melalui pencitraan dan pengujian genetik merupakan hal yang menantang namun penting untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pria dengan faktor risiko harus memprioritaskan pemeriksaan rutin, sementara perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, berkontribusi dalam mengurangi risiko kanker pankreas,
6. Kanker hati
Kanker hati lebih sering terjadi pada pria, sering kali timbul dari kondisi hati kronis seperti sirosis, sering kali disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan, infeksi virus hepatitis, atau penyakit hati berlemak. Faktor risiko lainnya termasuk obesitas dan diabetes. Gejala mungkin termasuk sakit perut, penurunan berat badan, dan penyakit kuning.
Pemeriksaan rutin untuk individu berisiko tinggi, perubahan gaya hidup, dan vaksinasi terhadap hepatitis B berkontribusi terhadap pencegahan. Pilihan pengobatan termasuk pembedahan, transplantasi, kemoterapi, dan terapi bertarget. Diagnosis dini secara signifikan meningkatkan prognosis, membuat kesadaran, dan perhatian medis yang cepat menjadi penting untuk menangani kanker hati pada pria.
7. Kanker testis
Kanker testis terutama menyerang pria muda, biasanya berusia antara 15 dan 40 tahun, meski bisa terjadi pada usia berapa pun. Penyakit ini relatif jarang terjadi tetapi sangat bisa diobati, terutama jika terdeteksi sejak dini. Gejalanya mungkin termasuk benjolan testis, bengkak, atau rasa tidak nyaman.
Pemeriksaan mandiri secara rutin dan pertolongan medis segera untuk mengetahui kelainan apa pun sangat penting untuk deteksi dini. Perawatan sering kali melibatkan pembedahan, dan dalam beberapa kasus, kemoterapi atau radiasi. Pria yang berisiko lebih tinggi, seperti mereka yang memiliki riwayat keluarga, harus waspada.
Comments