Lifestyle

Kelebihan Garam Dapat Memicu Penyakit Ginjal Kronis

0
garam berlebih
garam (ist)

STARJOGJA.COM, Info – Kelebihan garam dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) Pringgodigdo Nugroho, mengatakan masalah kesehatan bahkan penyakit ini dapat merambat kepada penyakit ginjal kronis (PGK).

Saat ditemui di Jakarta, Senin, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan, pada dasarnya, terlalu banyak mengonsumsi garam dapat memicu darah tinggi atau hipertensi, sementara hipertensi merupakan pemicu utama PGK.

“Kebanyakan makan garam itu hubungannya dengan hipertensi, jadi kandungan garam yang tinggi di dalam pembuluh darah itu akan menarik cairan lebih banyak di dalam pembuluh darah, tekanan darah jadi meningkat dan terjadi hipertensi, lama kelamaan menjadi penyakit ginjal kronik,” Pringgodigdo menjelaskan.

Masyarakat umum, terutama yang telah mengalami penyakit ginjal, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam setiap hari, di mana ia menyarankan kandungan natrium pada garam tidak melebihi dua gram per hari, atau takaran garam dapur kurang dari lima gram per hari.

Selain mengurangi konsumsi garam, olahraga masih menjadi jurus ampuh di segala masalah kesehatan tubuh, tak terkecuali hipertensi dan penyakit ginjal. Pringgodigdo menganjurkan untuk olahraga secara rutin.

“Tidak harus olahraga berat, yang penting rutin melakukan aktivitas fisik, misal berjalan 10 ribu langkah per hari,” kata dia.

Pringgodigdo menyebut penyakit ginjal perlu diwaspadai secara serius, mengingat penyakit ginjal merupakan salah satu gangguan kesehatan yang gejalanya sering tidak terdeteksi, sebelum akhirnya telah mencapai stadium tinggi. Penderita hipertensi dan penyakit ginjal pada usia muda saat ini juga terus meningkat.

“Belum, belum ada (gejala yang terlihat untuk penyakit ginjal), salah satu gejalanya kalau urin berbusa, tapi kalau sudah berbusa itu sudah terlambat, kalau yang belum parah biasanya tidak ada tanda-tandanya, makanya perlu pemeriksaan rutin ke dokter,” imbuh Pringgodigdo.

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, pada penduduk usia 15 tahun ke atas didapatkan faktor risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang makan sayur dan buah sebesar 95,5 persen, proporsi kurang aktivitas fisik 35,5 persen, proporsi merokok 29,3 persen, proporsi obesitas sentral 31 persen dan proporsi obesitas umum 21,8 persen. Data tersebut di atas menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan data Riskesdas tahun 2013.

Sumber : Antara

Baca juga : Mengapa Asupan Garam Harus Dikendalikan?

Bayu

Dialog bersama Kadin, Prabowo: Kompetisi Dibangun dalam Kerangka Cinta Terhadap Indonesia

Previous article

Pantun Prabowo di Medan: Tak Perlu Banyak Kata, Prabowo-Gibran Akan Kerja Nyata

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Lifestyle