STARJOGJA.COM, Pastry memang dikenal dengan “image” yang mewah dan mahal. Sehingga terkesan bahwa penganan ini khusus untuk kalangan “atas” saja. Namun tahukah Anda, Asal mula pastry berawal dari adonan yang sangat sederhana.
Seperti kebanyakan hal di dunia ini, pastry dapat ditelusuri jejaknya melalui sejarah pendahulunya.
Konon, masyarakat Mesir Kuno, Yunani dan bangsa Romawi menggunakan pastry dengan bentuk filo / phyllo. Filo adalah adonan tanpa ragi dari campuran tepung dan minyak untuk membuat berbagai pastry seperti baklava.
Filo sendiri merupakan lapisan-lapisan yang nantinya ditumpuk sesuai kebutuhan untuk membuat sebuah pastry.
Ketiga bangsa kuno tersebut menggunakan filo untuk membuat kue madu, kue buah dan pangsit berisi kurma dan kacang-kacangan, dengan menggabungkan adonan dasar filo dengan pemanis yang ada kala itu.
Pada era yang lebih modern, orang-orang Romawi membuat adonan dasar pastry yang mereka gunakan sebagai cover atau tutup saat mereka memanggang makanan berbahan dasar daging.
Adonan tawar yang terbuat dari tepung, minyak dan air ini mereka gunakan sebagai “pelindung” agar masakan daging mereka tetap lembut dan tidak gosong di bagian luar.
Setelah daging matang, mereka akan membuang lapisan pastry yang telah digunakan. Karena memang pada awalnya mereka membuat adonan tersebut bukan untuk dimakan.
Pastry di Era Pertengahan dan Kemewahan Perancis
Memasuki akhir era Medieval atau Pertengahan, barulah muncul pastry-pastry versi baru berbentuk kue kering dan puff pastry yang sering kita jumpai hari ini.
Pada akhir abad ke 14, sebuah buku kuno berbahasa Inggris terkenal berjudul The Forme of Cury memuat resep chastletes dan coffins, pendahulu kue pie dan tart yang kita kenal saat ini.
Selama abad ke 15, resep-resep ini menggunakan kuning telur dan saffron untuk memberikan warna pada adonan.
Pada abad ke 17, pembuatan pastry semakin mutakhir dan fashionable. Para pembuat kue dari Britania membanggakan skill mereka dalam mengembangkan resep pastry. Mereka menggabungkan teknik pembuatan dengan dekorasi-dekorasi baru.
Puff pastry sebenarnya dibuat oleh seorang pelukis dan juru masak magang bernama Claude Gelee pada tahun 1645, saat ia tidak sengaja membuat adonan berlaminasi ketika ia membuat kue gulung mentega untuk Ayahnya yang sakit kala itu.
Master pastry berkebangsaan Perancis, Marie-Antoine Careme (1784-1833) dinobatkan sebagai “celebrity chef” pertama yang mengenalkan pastry kepada dunia.
Dekorasi pastry nya yang rumit terpajang di jendela toko-toko kue di Paris sebelum pada akhirnya ia menjadi juru masak bagi para pemimpin Eropa.
Setelahnya, kue yang kaya akan butter ini pun mendunia dan menjadi lambang hidangan penutup lezat nan mewah dari Perancis. Sebut saja Mille-Feuille dan tarte Tatin, tentu tidak asing lagi bagi para pecinta pastry pada umumnya, dan bagi Anda yang berkecimpung di dunia pembuatan pastry khususnya.
Ragam Pastry di Inggris
Seiring berkembangnya resep-resep pastry (di Inggris khususnya), varian filling atau isian pastry pun kian beragam. Tidak hanya versi manis, pastry versi savoury atau asin gurih pun mulai terkenal. Pastry dengan isian daging, misalnya.
Di sisi manis, isian krim custard sering menjadi isian bagi pastry. Kata custard sendiri konon berasal dari kata Anglo-Saxon, yakni ‘crustarde’ yang bermakna kue tart atau pai dengan kerak, dan kata ‘crouste’ yang berarti kerak dalam Bahasa Perancis.
Tart dari area Liverpool pun cukup terkenal, yakni tart dengan isian lemon manis.
Selain itu, kota Derbyshire di Bakewell juga memiliki tart nya sendiri yang mereka beri nama Bakewell tart. Sedikit berbeda dari dua tart sebelumnya, Bakewell tart berisi kacang almond atau badam.
Demikian, asal mula pastry, dari buangan adonan hingga menempati tangga teratas makanan penutup mewah yang bisa mencapai harga fantastis, pastry telah melalui perjalanan yang amat panjang hingga sampai ke era kita hari ini.
Baca juga : Star Insight : Star FM Welcoming 2024 and Thanks to 2023
Comments