STARJOGJA.COM, Info – Ketua MUI Gropet, Kyai Haji Abdurrochman Ma’ruf mengajak masyarakat luas untuk bersama-sama menciptakan suasana yang damai dan kondusif serta pentingnya menghargai dan menghormati siapapun yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Menghormati hasil pemilu merupakan langkah awal untuk menciptakan stabilitas politik dan sosial di suatu negara.
Tanpa rasa hormat terhadap keputusan mayoritas, risiko konflik dan ketidakstabilan politik dapat meningkat. Oleh karena itu, peran tokoh agama dalam meredakan ketegangan dan menyebarkan pesan perdamaian sangatlah krusial.
Di wilayah Jakarta Barat, Ketua Umum Dai Kamtibnas PMJ, KH. Tatang Firdaus mengajak bersama-sama menciptakan keamanan dan ketertiban dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia dengan saling menghargai dan menghormati hasil perolehan perhitungan suara di Pemilu 2024.
Keputusan ini merupakan suara rakyat dalam menentukan pemimpin negara kedepannya, maka dari itu pentingnya masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah serta menghormati pesta demokrasi, dengan siapapun nanti hasil yang terpilih.
Tokoh agama dapat memainkan peran penting dalam menyebarkan pesan damai dan toleransi setelah pemilu. Dengan menekankan pentingnya kerjasama dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat, mereka dapat membantu mencegah konflik dan kerusuhan pasca-pemilu. Keberagaman opini politik harus dilihat sebagai kekayaan yang memperkuat, bukan memecah-belah masyarakat.
Tokoh agama Hindu Desa Pakel Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang, Magi Irawan mengatakan agar masyarakat tetap menjujung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghormati proses demokrasi yang sedang berlangsung dan mempercayakan hasilnya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dengan menghormati hasil pemilu, masyarakat dapat fokus pada upaya bersama untuk membangun negara. Ini menciptakan ruang untuk dialog dan kerjasama antara berbagai pihak dalam masyarakat untuk menyelesaikan masalah bersama dan mencapai kemajuan yang lebih besar.
Sementara itu, PASCA Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, masyarakat seringkali menjadi rentan terhadap penyebaran hoaks dan provokasi yang bertujuan untuk mengganggu ketertiban dan memecah belah kesatuan bangsa.
Kapolsek Kedung, Iptu Khazin Faiz menyampaikan kepada masyarakat agar lebih teliti dalam menerima informasi dari internet atau media sosial. Internet maupun media sosial dapat memudahkan penyebaran informasi kepada masyarakat terkait politik dan pemilu, namun jika tidak digunakan dengan tepat justru bisa menyebabkan perpecahan di masyarakat, terlebih jika didalamnya terdapat hoaks, ujaran kebencian atau politisasi SARA.
Tak hanya aparat keamanan yang turut andil dalam menjaga situasi aman dan damai pasca pemilu, pers pun melakukan pencegahan mis/disinformasi pasca Pemliu 2024. Gerakan periksa fakta kolaboratif CekFakta.com yang dikelola tiga organisasi pers: Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) merampungkan proses pemantauan mis/disinformasi selama hari pencoblosan 14 Februari 2024 dengan melibatkan lebih dari 100 media lokal dan nasional di seluruh Indonesia.
Sekjen AJI Indonesia, Ika Ningtyas, yang menjadi koordinator periksa fakta kolaboratif pada hari pemungutan suara menegaskan pentingnya aktivitas ini untuk membantu publik menyikapi proses pemilu. Setiap kali hari H coblosan biasanya diikuti hoaks yang menargetkan pemilih dan penyelenggara pemilu. Kita perlu memonitor juga jika ada disinformasi yang dapat menyebabkan konflik.
Ketua Umum Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, memastikan gerakan cekfakta di Indonesia juga bekerja sama intensif dengan masyarakat sipil yang mengawal proses pemilu dan lembaga penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu.
Oleh : Aulia Rahma Mahasiswa Universitas Terbuka.
Baca juga : OPINI : Bawaslu Ajak Pemilih Pemula Kenali Baik Seluruh Peserta Pemilu
Comments