STARJOGJA.COM, Info – Salah satu melestarikan budaya seperti bahasa dapat dengan melakukan kompetisi bahasa. Dinas Kebudayaan Sleman atau Kundho Kabudayan Sleman akan menggelar Kompetisi Bahasa Sastra Sleman 2024.
“Kompetisi bahasa sastra itu jenjangnya jenjang usia bukan satuan pendidikan, anak di usia 6-13 tahun, di remaja 13-19 tahun dan kategori dewasa 19-50 tahun dan kategori umum. siapa yang boleh ikut ya yang punya KTP atau KIA Sleman,” kata Indriyani Voluntiri Aziz MGMP Bahasa Jawa SMP kepada STAR FM Kamis (25/4/2024).
Hal senada juga dikatakan oleh Rohmadi MGMP Bahasa Jawa SMA/SMK jika Kompetisi Bahasa Sastra Sleman 2024 ada 7 kategori salah satunya yaitu kompetisi membaca Cerkak (cerita cekak) atau cerita pendek dan geguritan atau puisi bahasa Jawa.
“Ketiga tembang mocopat dan keempat sesorah atau pidato dengan bahasa jawa. Lalu pranoto coro atau MC bahasa jawa. Lalu mendongeng dan ada alih aksara jawa,” katanya.
Rohmadi mengatakan untuk juknis atau syarat dan ketentuannya dapat dilihat di website atau media sosial Dinas Kundho Kabudayan Sleman. Ia mengatakan untuk bulan ini pihak panitia tengah melakukan sosialisasi dan pembukaan pendaftaran.
“Pendaftaran dibuka 16 April sampai 1 juli anak anak cukup mengirim video. 2-12 Juli ada penjurian video,” katanya.
Menurutnya bagi pemenang dari kompetisi ini akan mewakili Sleman di kompetisi serupa tingkap Pemerintah Daerah DIY.
“Ada rewardnya maka berlomba mendaftar dulu nanti ada ada hasil dikenal lalu ada reward, yang terbaik satu dua tiga akan jadi duta mewakili Sleman ke DIY,” katanya.
Indriyani Voluntiri Aziz mengatakan jika kompetisi kategori aksara Jawa akan dilakukan langsung on the spot dan tidak melalui seleksi daring. Komeptisi menurutnya sebagai upaya daerah dalam melindungi bahasa daerah.
“Pergub DIY no 64 tahun 2013 mata pelajaran bahasa Jawa menjadi muatan lokal wajib untuk SD hingga SMK. Materi sudah mencangkup sedemikian rupa untuk bahasa dan sastra,” katanya.
Menurut Indriyani saat ini pengajaran dan pola pendidikan untuk bahasa Jawa menyesuaikan generasi saat ini. Sehingga bahasa Jawa dapat dicerna dan dekat dengan generasi saat ini.
“Aksara Jawa sekarang ada aksara jawa digital. Jogja kita punya fon khusus yaitu Ngayogyan. Materi lain juga menyesuaiakan sesuai kebutuhan anak sekarang,” katanya.
Rohmadi melanjutkan jika bahasa Jawa akan lebih mudah diajarkan di daerah desa. Hal ini karena di desa masih sering kegiatan budaya sehingga hanya tinggal memoles saja.
“Kita masuk dunia digital. Sekarang kamus ada yang digital jadi bapak ibu tidak perlu khawatir. Sekarang kita bisa wa nan dengan aksara Jawa. Kalau yang masih merasa susah karena mungkin belum mencoba,” katanya.
Baca juga : Peribahasa Jawa Mburu Uceng Kelangan Deleg
Comments