STARJOGJA.COM, LIFESTYLE. Sebuah terobosan dilakukan untuk menjamin kesehatan para jamaah haji, dengan peluncuran tasbih khusus yang mampu melawan kuman.
Ibadah haji memerlukan kemampuan fisik dan biaya cukup tinggi. Bagi mereka yang mampu, dianjurkan datang ke tanah suci setidaknya sekali seumur hidup. Selain kesempatan untuk berdoa dan pengampunan, ibadah haji juga bentuk kerendahan hati dan persatuan Muslim dari seluruh dunia.
Sebagai salah satu pertemuan terbesar di dunia, ibadah Haji juga memiliki sejumlah tantangan serius di bidang kesehatan, khususnya bagi pemerintah Arab Saudi.
Tahun lalu, untuk pertama kalinya pasca pandemic COVID 19, kapasitas ibadah haji dimaksimalkan oleh pemerintah Arab Saudi. Tentu saja, keputusan ini dibayangi oleh kekhawatiran terkait potensi penyebaran penyakit dan upaya pencegahannya, khususnya karena ruang-ruang yang disesaki jamaah.
Sebuah terobosan dibuat untuk menekan kekhawatiran di sektor kesehatan ini. Manasvi Gosalia, pendiri dari D&F Labs mengembangkan sebuah tasbih khusus bersama perusahaan berbasis di Inggris, Aetha Design. Dia mengatakan bahwa tasbih ini berfungsi membantu mereka yang sedang melakukan perjalanan spiritual di satu sisi, dan sekaligus mematuhi langkah-langkah menciptakan ibadah yang lebih sehat, baik ketika berhaji maupun umrah.
Dia juga mengatakan, kelebihan desain itu terletak pada fakta, bahwa tasbih telah menjadi bagian dari kehidupan orang sehari-hari.
“Hal yang paling baik adalah menemukan produk yang umum dipakai, yang sudah sering dipegang seseorang. Jadi, saat ini kami tidak mencoba untuk mendorong para jamaah untuk beranjak dan menjangkau sesuatu, benda ini sudah ada di tangan mereka. Dan jika ini bisa membantu mereka memastikan kebersihan untuk kondisi lebih baik, itu baik sekali. Satu tantangan sudah diselesaikan,” kata dia.
Gosalia menjelaskan bagaimana akhirnya mereka menggunakan kayu pohon teh, yang sudah diketahui memiliki kemampuan antibakteri, antijamur dan antioksidan.
“Cara alami untuk membersihkan adalah dengan alkohol. Itu menjadi semacam standar, bukan? Jadi jika Anda memilih merk-merk pembersih tangan, itu adalah satu-satunya bahan yang digunakan. Tetapi karena aspek lingkungan, budaya dan keagamaan, kita tidak bisa menggunakan alkohol,” kata dia.
Karena itu, tantangan selanjutnya adalah menggunakan kayu pohon teh ke dalam sebuah produk yang digunakan dan sesuai dengan estetika tasbih yang sudah ada di pasaran.
D&F Labs serta Aetha Design mengembangkan sebuah teknik pencetakan, untuk membungkus manik-manik padat dalam senyawa yang lebih lembut dan mengandung bahan pembersih
Setelah bungkus manik-manik itu menipis karena terus digunakan, dimana sudah desain bahwa bahan itu baru akan habis setelah ibadah haji selesai, manik-manik yang menjadi bahan dasar tasbih itu masih bisa digunakan sebagaimana biasa. Langkah ini membuat tasbih khusus ini tidak menciptakan sampah..
Comments