STARJOGJA.COM, JOGJA – Mengenal tempat pengelolaan benda-benda khusus yang memiliki nilai seni dan budaya ilmiah yakni, Museum Sonobudoyo. Berdirinya museum ini tidak terlepas dari eksistensi Java Institut yang merupakan yayasan di bidang kebudayaan di beberapa wilayah Jawa, Bali, dan Lombok.
Museum Sonobudoyo memiliki fungsi utama sebagai tempat yang digunakan untuk mengumpulkan, merawat, mengawetkan, hingga menjadi tempat penelitian, pelayanan pustaka, dan bimbingan edukatif kultural.
Museum ini secara resmi berdiri pada tanggal 6 November 1985 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan candra sengkala Kayu Winayang Ing Brahmana Budha. Perlu diketahui juga, candra sengkala merupakan sebuah susunan kata yang di dalamnya memiliki arti perhitungan tahun dari hal-hal yang bersangkutan.
Keberadaan Museum Sonobudoyo pun terbilang sangat strategis yakni, di Jl. Trikora No. 6 Yogyakarta, dekat dengan keraton dan Alun-Alun Utara. Memiliki luas bangunan sebesar 7.867 m2. Penempatan museum di area keraton juga tidak terlepas dari fakta bahwa tanah dan bangunan museum merupakan hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono sendiri.
Museum Sonobudoyo juga memiliki satu unit lainnya yang terletak di di Jl. Wijilan No.27D, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, unit ini lebih dikhususkan sebagai pusat informasi dan penelitian saja.
Sebelum dilakukan perubahan, bangunan Museum Sonobudoyo berbentuk pendopo kecil dengan candra sengkala Buta Ngrasa Esthining Lata. Saat ini, bangunan dari museum telah didesain oleh Ir. Th. Karsten menjadi rumah joglo dengan arsitektur masjid keraton kasepuhan Cirebon.
Selama perkembangannya, Museum Sonobudoyo telah menyimpan sekitar 43.263 buah koleksi benda-benda dengan nilai budaya yang tinggi seperti batik, keris, keramik, gerabah senjata tradisional, dan arca zaman klasik.
Barang-barang tersebut dipertunjukkan kepada publik setiap hari selasa hingga minggu dengan jam buka mulai dari pukul 08.00 – 21.00 WIB. Tiket masuk ke dalam museum ini pun terbilang sangat murah, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang mulai dari Rp 5.000 – Rp 20.000 saja per orangnya.
Sumber : Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta
Penulis : Rossa Deninta
Comments