STARJOGJA.COM, JOGJA – Selain dikenal dengan Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko, Jogja juga memiliki Candi Sojiwan yang memiliki corak agama Buddha. Candi ini berlokasi di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Keberadaan Candi Sojiwan menjadi bukti akan adanya kerukunan yang terjalin antar agama pada masanya. Hal ini berdasarkan prasasti rukam (907 M), Raja Balitung dari Kerajaan Mataram yang merupakan seorang Hindu memberikan bangunan suci untuk sang nenek yang merupakan seorang Buddha.
Nenek dari Raja Balitung atau dikenal juga dengan Nini Haji Rakryan Sanjiwana merupakan sosok yang juga pernah memerintah Mataram Kuno tahun 899-911.
Jika dilihat dari sejarahnya, candi ini pertama kali ditemukan oleh Kolonel Colin Mackenzie sebagai salah satu utusan raffles pada tahun 1813. Pada saat ditemukan, Candi Sojiwan sudah tidak memiliki bentuk yang sempurna, hanya tersisa reruntuhan dan beberapa arca.
Candi ini berada di dalam sebuah area terbuka yang memiliki panjang halaman hingga 100 meter. Candi tersebut memiliki tinggi 27 meter dengan alas berukuran 20 x 20 meter. Candi ini bahkan dikatakan menjadi Candi Buddha terbesar kelima di Jawa Tengah.
Candi Sojiwan memiliki tiga tingkatan yang menjulang tinggi ke atas. Setiap tingkatannya terdapat stupa dengan puncaknya dimahkotai sebuah stupa yang lebih besar. Selain itu dulunya, dinding dari candi berhiaskan sulu-sulur yang sayangnya saat ini telah banyak hilang.
Tempat suci ini memiliki ciri khas utama dari 20 reliefnya yang berada di kaki candi. Relief tersebut memiliki cerita yang berkesinambungan mengenai Jataka dan Awadana, terbentuk dalam fabel berisi pesan-pesan moral agama Buddha. Namun, saat ini hanya tersisa 19 relief saja yang masih dapat terlihat.
Sumber : Visiting Jogja
Penulis : Rossa Deninta
Comments