STARJOGJA.COM, JOGJA – Keberadaban suatu tempat biasanya dilihat melalui pemeliharaan terhadap arsipnya. Hal ini juga yang dilakukan oleh Diorama Arsip Jogja.
Secara sederhana, Diorama Arsip Jogja merupakan sebuah museum yang didesain dengan konsep yang lebih modern dan kekinian. Tentu menyesuaikan dengan selera wisata anak muda saat ini.
Berdirinya Diorama Arsip Jogja dilakukan untuk menjadi bukti akan dihidupkannya arsip dari sejarah Kota Jogja. Tak hanya itu, tempat ini juga bertujuan mengenalkan sejarah kepada generasi muda dengan cara yang lebih menarik dan tidak membosankan.
Saat berada di tempat ini, pengunjung akan menemukan sejarah berdirinya Kota Jogja selama 430 tahun, tepatnya sejak masa Panembahan Senopati hingga akhirnya menjadi daerah istimewa.
Diorama Arsip Jogja dibangun dengan memadukan unsur arsip, seni, hingga teknologi-teknologi khusus. Perpaduan unsur tersebut dilakukan supaya pengunjung dapat merasakan dan melihat sejarah dari berdirinya Kota Jogja sama persis dengan apa yang pernah terjadi.
Hampir setiap ruangan yang ada di tempat ini menggunakan teknologi Augmented Reality (AR). Bahkan, salah satu ruangan juga memiliki teknologi hologram dimana pengunjung dapat melihat karya dari dua sisi yang berbeda.
Selain dapat dijadikan tempat wisata, keunikan arsip ini juga biasanya dijadikan sebagai tempat untuk melangsungkan penelitian, mendapatkan akses pengetahuan, dan pembangunan. Kondisi ini tidak terlepas juga dari luasnya arsip yang dimiliki oleh tempat ini.
Jika tertarik berkunjung, Diorama Arsip Jogja berada di Jl. Janti, Banguntapan, Kabupaten Bantul, tepatnya di lantai dua Gedung Depo Arsip. Tempat ini hanya buka setiap hari Selasa – Minggu di jam 09.00 – 16.00 WIB. Namun, untuk hari Jum’at hanya sampai di jam 14.30 WIB saja.
Sebelum datang, pengunjung dapat melakukan reservasi dulu melalui situs resmi mereka dengan mengisikan data seperti e-mail, alamat, dan tanggal kunjungan. Harga tiket masuknya pun masih dinilai murah yakni, Rp 20.000 untuk pelajar, Rp 30.000 untuk umum, dan Rp 100.000 untuk wisatawan asing.
Sumber : Visiting Jogja
Penulis : Rossa Deninta
Comments