Flash InfoHealthNews

Hampir 2.000 Anak Meninggal Tiap Hari Akibat Polusi Udara

0
kualitas udara terburuk
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Senin (29/7/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau dalam kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

STARJOGJA.COM, HEALTH – Sebanyak hampir 2.000 anak-anak meninggal dunia setiap hari akibat masalah kesehatan yang berkaitan dengan polusi udara. Polusi kini menjadi faktor risiko terbesar kedua untuk kematian dini di seluruh dunia.

Laporan Health Effects Institute yang berbasis di Amerika Serikat, Rabu (19/6) menunjukkan bahwa paparan polusi udara berkontribusi pada kematian 8,1 juta orang, sekitar 12 persen dari seluruh kematian, pada tahun 2021.

Yang berarti polusi udara telah melampaui penggunaan tembakau dan pola makan yang buruk, menjadi faktor utama kedua penyebab kematian dini, setelah tekanan darah tinggi. Hampir 2.000 Anak Meninggal Tiap Hari Akibat Polusi Udara

Anak-anak kecil sangat rentan terhadap polusi udara, dan lembaga ini bermitra dengan UNICEF untuk laporan tahunan “State of Global Air”.

Polusi udara berkontribusi pada kematian lebih dari 700.000 anak-anak di bawah usia lima tahun, menurut laporan tersebut. Lebih dari 500.000 kematian itu disebabkan oleh kegiatan memasak di dalam rumah dengan menggunakan bahan bakar kotor seperti batu bara, kayu, atau kotoran, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia.

“Ini adalah masalah yang kita tahu bisa kita selesaikan,” kata Pallavi Pant, kepala kesehatan global Health Effects Institute, kepada kantor berita AFP.

Dampak yang Mendalam pada Generasi Berikutnya

Laporan tersebut menyatakan bahwa hampir setiap orang di dunia menghirup polusi udara yang tidak sehat setiap hari. Lebih dari 90 persen kematian terkait dengan polutan kecil di udara yang disebut PM2.5, partikel polusi berukuran 2,5 mikrometer atau kurang.

Menghirup PM2.5 telah terbukti meningkatkan risiko kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Laporan tersebut bertujuan untuk menghubungkan tingkat penyakit itu dengan tingkat polusi udara. Namun menurut Pant, terlepas dari angka-angka yang “cukup mencolok,” laporan tersebut masih meremehkan dampak polusi udara.

Sumber : VOA Indonesia

Ruth Sahanaya Sukses Gelar Konser 40 Tahun Kariernya

Previous article

Ini 10 Negara Paling Aman di Dunia Tahun 2024

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info