STARJOGJA.COM, Film Athirah yang dirilis pada tahun 2016 silam ini mengangkat kisah nyata sosok Ibu Athirah, beliau juga dikenal sebagai ibunda dari mantan wakil presiden Jusuf Kalla. Film ini menceritakan perjuangan Ibu Athirah dalam mempertahankan rumah tangganya kala sang suami memilih untuk berpoligami.
Menggunakan Kota Makassar sebagai latar tempatnya, film Athirah berhasil menampilkan sederet budaya hingga makanan khas masyarakat Bugis-Makassar. Kebudayaan tersebut ditampilkan melalui kegiatan sehari-hari yang dilakukan Ibu Athirah pada sepanjang film.
Berikut penjelasan beberapa warisan budaya tak benda yang ditampilkan dalam Film Athirah :
Lipa Sabbe
Lipa Sabbe merupakan kain tradisional Bugis yang dikenal memiliki corak garis-garis yang cantik dan khas. Lipa Sabbe sendiri juga telah resmi ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2016 lalu.
Pada film ini, lipa sabbe diceritakan sebagai mas kawin yang diberikan oleh suami Ibu Athirah. Kondisi ini membuatnya merasa dekat dan menjaga kainnya sebaik mungkin. Lipa Sabbe menjadi sumber kekuatan Ibu Athirah di masa-masa sulitnya, dimana ia juga terinspirasi dari para penenun Lipe Sabbe yang tak pernah mengeluh saat kesulitan memproduksi kain-kainnya.
Songkok Recca
Songkok Recca atau dikenal juga sebagai Songkok Pamiring Ulaweng merupakan warisan budaya tak benda yang ditetapkan pada tahun 2018 lalu. Songkok Recca merupakan sebuah penutup kepala laki-laki yang mirip seperti peci. Umumnya, Songkok Recca digunakan sebagai pelengkap pakaian tradisional Bugis.
Songkok Recca beberapa kali ditampilkan pada film, khususnya pada acara pesta pernikahan. Ibu Athirah juga sempat diperlihatkan memasangkan Songkok Recca ini pada Jusuf Kalla ketika masih kecil sembari memanjatkan doanya supaya sang anak dapat menjadi seorang gubernur.
Ganrang
Ganrang merupakan alat musik tradisional layaknya gendang. Umumnya, ganrang biasa digunakan untuk mengiringi tarian pada acara pernikahan. Hal ini juga yang ditampilkan pada film Athirah, ganrang ditemukan dalam scene ketika ibu Athirah melangsungkan pernikahannya.
Ganrang sendiri telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada tahun 2015 lalu.
Tari Pakarena
Masih bicara soal budaya di dalam pernikahan, tari pakarena ditampilkan dalam film saat prosesi pernikahan. Tari pakarena biasa dilakukan dengan perempuan yang memegang kipas serta diiringi oleh Ganrang dan Pui’-Pui’. Tarian ini memiliki ciri khas utama dari gerakannya yang sangat pelan. Hal ini disimbolkan sebagai karakter perempuan Bugis-Makassar yang sopan dan patuh.
Saat ini, tari pakarena sudah mengalami beberapa perubahan dengan munculnya berbagai versi dan akhirnya banyak dimunculkan pada pertunjukan hiburan. Tarian ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2013 silam.
Pinisi
Pinisi adalah sebuah kapal layar khas Bugis-Makassar yang bertiang dua. Kapal ini biasa digunakan untuk mengantarkan para pelaut Bugis-Makassar ke berbagai negara. Pada film ini, pinisi ditampilkan sekilas saat Jusuf Kalla bermain bola ketika kecil.
Seni pembuatan dari perahu pinisi telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia pada tahun 2017. Sedangkan, penetapan warisan budaya takbenda Indonesia sudah sejak tahun 2013.
Badik
Badik merupakan senjata tajam tradisional khas dari Bugis-Makassar yang juga dianggap sebagai pusaka dan memiliki kaitannya dengan harga diri. Senjata tajam ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia tahun 2014.
Pada film ini, badik ditampilkan saat dikenakan oleh seorang mempelai pria dan juga dipegang oleh seorang Bissu (pendeta Bugis Kuno masa pra Islam).
Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan
Penulis : Rossa Deninta
Comments