FeatureKab SlemanNews

Pelita Hits Inovasi Layanan Pasien Hipertensi di Sleman

0
pelita hits

STARJOGJA.COM, JOGJA – Kabupaten Sleman memiliki jumlah pasien hipertensi yang cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, tiga dari sepuluh orang di Sleman mengidap hipertensi. Namun, hanya satu diantaranya yang terdiagnosa oleh dokter. 

dr. Khamidah Yulita, MMR yakni, Kabid P2PL Dinas Kesehatan Sleman mengatakan jika hanya 13% persen pasien yang tercatat di puskesmas. Ia mengatakan hanya 52% pasien yang meminum obat secara teratur. 

“Jadi yang sudah mendapatkan pengobatan di Sleman dan tercatat di puskesmas itu sekitar 13%, angka itu dari keseluruhan kasus. Melalui data survei, baru 52%  pasien hipertensi di atas 15 tahun di DIY itu yang minum obat teratur”, ungkapnya kepada Star FM. 

Kasus hipertensi menjadi semakin meningkat di zaman sekarang karena perubahan pola hidup yang tidak seimbang, termasuk mengonsumsi makanan kemasan. Pasalnya, setiap makanan kemasan mengandung natrium yang menjadi faktor pemicu hipertensi. Kondisi ini juga yang mengakibatkan banyaknya penderita hipertensi di kalangan usia muda. 

Selain itu, terdapat faktor lain yang sebenarnya tidak dapat dimodifikasi. Beberapa faktor tersebut meliputi keturunan dari anggota keluarga sebelumnya, usia di atas kepala empat karena elastisitas pembuluh darah yang menurun, dan kelainan bawaan sejak lahir seperti kelainan ginjal dan jantung.

dr. Seruni Angreni, MPH yakni, Ketua Tim Kerja P2 Dinas Kesehatan Sleman mengatakan setiap orang perlu untuk memperhatikan tensinya dengan baik. Adapun tensi normal adalah di bawah angka 140/90, jika sudah dibawah 80 maka harus segera diwaspadai. 

“Secara umum, tensi laki-laki dan perempuan sama jadi dibawah 140/90 menurut CNZ7. Kalau tekanan darah di angka 85-90 atau 80-90 itu sudah termasuk pre hipertensi, jadi sudah harus waspada. Tapi dinyatakan hipertensi ketika sudah di atas 140/90” tutur dr. Seruni. 

Tak sedikit dari masyarakat yang mengidap hipertensi justru tidak bergejala, persentasenya sampai 70% hingga 80%. Kondisi ini disebabkan karena masyarakat lebih sering membiasakan tensinya tinggi sehingga tubuhnya beradaptasi hingga gejalanya tidak terasa. 

Melalui kondisi ini, pihak dinas kesehatan Sleman menciptakan inovasi Pelita Hits (Pelayanan Terintegrasi Terkendali di Sleman). Inovasi ini diciptakan untuk lebih memudahkan dinas kesehatan untuk memantau dan mengendalikan kasus hipertensi di masyarakat. 

“Meskipun sederhana, tapi inovasi ini dilakukan untuk meningkatkan daya ungkit dari data hipertensi, bukan hanya data saja, efek yang akan kita harapkan adalah masyarakat menjadi sehat, angka harapan hidup menjadi tinggi, dan produktivitas yang naik”, jelas dr. Yulita kepada Star Lovers. 

Saat ini, pihak dinas kesehatan Sleman juga telah menyediakan lebih dari 25 puskesmas khusus pelayanan hipertensi. Keberadaan puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pasien hipertensi untuk melakukan kontrol. Pelita Hits jadi Inovasi Layanan Pasien Hipertensi di Sleman

Pelita Hits membawa kebaruan pelayanan dari berbagai hal. Pertama, seluruh data pasien hipertensi telah terintegrasi dalam satu sistem di pemda. Kedua, munculnya grafik tensi setiap pasien hipertensi yang memudahkan dokter untuk melakukan kontrol. Ketiga, dimunculkannya fitur reminder untuk mengingatkan masyarakat melakukan kontrol ke puskesmas. Sehingga, masyarakat yang memiliki kesibukan tidak akan melewatkan jadwal kontrolnya. 

“Sistem reminder diciptakan melalui alat elektronik rekam medisnya, jadi begitu nomor WA pasien masuk nanti dua hari sebelum kontrol akan masuk pesan reminder”, ungkap dr. Seruni. 

Penulis : Rossa Deninta

Yuk Kenali Cara Diet Planetary Untuk Turunkan Risiko Kematian

Previous article

Sony Akan Rilis Film “Street Fighter” Pada 2026

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature