STARJOGJA.COM, Mar’atul Hofizah (18) akhirnya dapat bernapas lega saat dirinya dinyatakan lulus menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Dirinya resmi menjadi mahasiswa baru di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Ketika menunggu pengumuman tiba, dirinya diselimuti perasaan gelisah dan rasa ketakutan jika nantinya tidak akan diterima. Bahkan dia sengaja mengurung dirinya di kamar
“Saat hari pengumuman tiba, sejak pagi saya di kamar dan terus gelisah. Sempat menangis karena pilihannya hanya 1 saja di prodi Akuntansi UGM, takut tidak lolos. Namun, alhamdulillah saat membuka pengumuman dinyatakan lolos saya langsung keluar kamar memberi tahu orang tua,” paparnya.
Kebahagiaan Atul, sapaan akrab gadis asal Lombok Timur ini, kian membuncah ketika dia dinyatakan mendapat beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100%. Dengan beasiswa tersebut, dia dibebaskan dari biaya studi hingga lulus.
Keinginan kuliah di UGM telah menjadi impian Atul sejak bangku sekolah dasar. Meski berasal dari keluarga dengan kondisi perekonomian pas-pasan, tetapi dia memiliki mimpi besar untuk bisa kuliah di kampus terbaik di Indonesia. Keterbatasan ekonomi tak lantas membatasi langkahnya untuk terus semangat mewujudkan mimpi menggapai pendidikan setinggi-tingginya. Semangatnya sangat kuat untuk kuliah karena dia yakin melalui pendidikan bisa merubah nasib keluarga menjadi lebih baik.
“Bisa kuliah di UGM sudah jadi keinginan saya sejak SD,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya baru-baru ini.
Lahir dalam keluarga yang sederhana tak lantas membatasi semangat Atul untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Dia memiliki semangat yang cukup besar untuk mewujudkan impiannya. Dia yakin melalui pendidikan bisa mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik. Beruntungnya, kedua orang tuanya sangat mendukung keinginannya untuk kuliah meski dalam kondisi yang terbilang pas-pasan.
Atul pun harus berusaha keras, giat belajar, dan berprestasi untuk bisa mewujudkan impiannya menjadi seorang akuntan. Dia memiliki ketertarikan besar terhadap dunia akuntansi. Bahkan dia bercita-cita setelah lulus nantinya bisa bekerja di Big Four Company. Alhasil, ia selalu mencatatkan prestasi selama sekolah dan mendapatkan beasiswa pendidikan. Kini impiannya untuk bisa kuliah sudah semakin dekat dengan berhasil diterima di FEB UGM lewat jalur prestasi.
“Awalnya tidak percaya diri untuk mengambil UGM, tetapi orang tua meyakinkan saya untuk tetap mencoba. Alhamdulillah sangat bersyukur akhirnya bisa diterima di prodi yang sangat saya impikan yakni di Akuntansi FEB UGM,” paparnya alumnus SMAN 1 Selong ini.
Atul bersyukur satu persatu mimpinya menjadi kenyataan. Dia sadar betul, bukanlah hal yang mudah bisa mencapai titik saat ini. Perlu perjuangan, usaha keras, tekad kuat dan doa untuk menggapai semuanya.
“Berjuanglah untuk mencapai mimpimu. Jangan mudah putus asa dengan keterbatasan yang ada dan teruslah berdoa, jika Allah meridhoi pasti akan terwujud,” jelasnya.
Atul merupakan anak ke dua dari empat bersaudara pasangan Hairudin (52) dan Nihayah (45) asal Gubuk Timuk, Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Sang ayah bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sementara sang ibu adalah ibu rumah tangga. Dengan pendapatan yang tidak seberapa, kedua orang tua Atul tetap berpendirian kuat untuk mengupayakan dengan segala cara agar seluruh anak-anaknya nantinya bisa mengecap pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Kami akan mengupayakan pendidikan terbaik bagi anak, apapun kondisinya,” tutur Nihayah.
Menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi juga menjadi amanat dari Nenek Atul. Sang nenek berpesan pada Nihayah dan Hairudin untuk serius mengupayakan semua anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang memadai bahkan sampai jenjang perguruan tinggi.
“Pesan orang tua saat itu, cucu-cucunya harus bisa sekolah setinggi-tingginya bagaimanapun kondisinya harus diusahakan. Sebab, orang tua saat itu tidak bisa menyekolahkan anaknya dengan baik sehingga tidak ingin hal itu terulang kembali pada cucu-cucunya,” urainya sembari menjelaskan dia hanya tamatan SD dan suami lulusan SMP.
Putri pertama mereka belum lama ini juga telah berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Kini Atul berhasil mengikuti jejak sang kakak melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Nihayah dengan bangga menceritakan pencapaian kedua putrinya itu. Rasa haru pun menyelimuti benaknya mengingat perjuangan putri dan keluarganya. Suara Nihayah terdengar bergetar dan beberapa kali ia menarik nafas panjang sembari menyeka air mata yang tak terasa mengalir deras. Dia bangga akhirnya Atul bisa mewujudkan salah satu mimpi besarnya.
“Harapannya Atul bisa kuliah dengan baik, nyaman, cepat lulus dan segera mendapat pekerjaan impiannya. Kami orang tua hanya bisa mendukung dengan doa,” pungkasnya.
Atul merupakan satu dari ribuan sosok anak bangsa yang lahir dari keluarga kurang mampu. Namun, gadis ini berhasil membuktikan pada dunia bahwa kemiskinan bukan menjadi hambatan untuk menggapai pendidikan.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) sebagai bagian dari UGM berkomitmen kuat untuk meningkatkan inklusivitas dengan memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat dengan kerentanan ekonomi, sosial, maupun geografis. Upaya tersebut sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendikbud Ristek No. 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana PTN yang mewajibkan PTN menerima minimal 20 persen kuota dari mahasiswa yang diisi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi dan dari daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).
Setiap tahunnya FEB UGM menerima tidak kurang dari 540 mahasiswa pada program sarjana. Pada tahun 2023, tercatat ada sebanyak 60% mahasiswa FEB UGM yang memperoleh berbagai beasiswa, termasuk beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100% atau UKT 0 (nol). FEB UGM memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu sebagai wujud komitmen kampus kerakyatan UGM untuk memberikan pendidikan berkualitas unggul dan terjangkau bagi mahasiswa. Selain itu, program ini merupakan komitmen FEB UGM untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, merata, dan inklusif.
Comments