STARJOGJA.COM, Kpopers atau penggemar K-Pop selalu dikenal dengan segudang hobinya yang menarik, salah satunya mengoleksi photocard. Koleksi photocard itu biasanya akan disimpan dan dipajang rapi dalam sebuah binder khusus photocard.
Koleksi photocard yang didapatkan oleh kpopers biasanya berasal dari berbagai macam barang-barang komersial milik idola yang bersangkutan seperti album fisik, dvd, dan merchandise resmi. Setiap barang tersebut pada dasarnya memang seringkali menyisipkan banyak sekali jenis photocard di dalamnya, mulai dari photocard individual hingga photocard grup.
Melimpahnya berbagai jenis barang komersial milik grup-grup K-Pop yang dirilis membuat intensitas kegiatan mengoleksi photocard juga semakin meningkat di kalangan kpopers. Walaupun begitu, kegiatan mengoleksi photocard ini memang sudah sejak lama hadir sebagai budaya yang lumrah di kehidupan para kpopers. Namun, diketahui semakin merajalela setelah terjadinya pandemi di tahun 2020.
Setiap kpopers yang menyimpan banyak sekali koleksi photocard juga memiliki preferensi yang berbeda-beda. Tak sedikit dari mereka yang hanya mengoleksi photocard dari salah satu anggota favoritnya saja dalam sebuah grup. Namun, beberapa di antaranya juga ada yang senang mengoleksi photocard secara random, baik itu semua member dari sebuah grup atau beberapa anggota dari berbagai macam grup.
Pada awalnya, mengumpulkan koleksi photocard bertujuan sebagai salah bentuk menciptakan kesenangan tersendiri bagi kpopers. Pasalnya, setiap photocard yang dikumpulkan juga memiliki perbedaan konsep dan keunikannya sendiri. Kondisi ini tentu membuat kpopers semakin merasa tervalidasi statusnya sebagai seorang penggemar karena berhasil mengumpulkan koleksi photocard yang beragam.
Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan mengoleksi photocard ini memiliki perkembangan yang cukup kompleks. Perkembangan ini merujuk pada kondisi dimana para kpopers sering kali melakukan trade kepada kpopers lainnya. Trade sendiri biasa dilakukan jika seorang kpopers tidak mendapatkan photocard incarannya. Hal tersebut lumrah terjadi karena setiap album atau merchandise yang dibelinya berisikan photocard random dari anggota tertentu yang tidak dapat dipilih.
Walaupun terkesan mudah, melakukan trade sebenarnya membutuhkan persyaratan yang cukup banyak. Kedua pihak kpopers yang akan melakukan trade harus saling setuju dan menyukai photocard yang akan saling ditukar. Kemudian, keduanya juga harus dapat memastikan jika photocard tersebut memang asli atau tidak. Untuk menuju pada tahap kesepakatan ini, keduanya pasti akan melakukan komunikasi yang panjang terlebih dahulu.
Pada beberapa kesempatan, koleksi photocard ini juga biasanya akan dijual kembali oleh kolektor. Kegiatan menjual photocard ini dilakukan mengingat beberapa jenis photocard sering kali mengalami kenaikan harga di pasaran karena berbagai faktor, salah satunya disebabkan oleh photocardnya yang mulai sulit ditemukan atau tidak diproduksi kembali. Oleh karena itu, beberapa kolektor sengaja menyimpan photocard tertentu dengan tujuan akan dijual kembali ketika harganya sudah mulai naik.
Kondisi tersebut akhirnya dianggap oleh sebagian kpopers sebagai sebuah bentuk investasi mereka. Pasalnya, beberapa jenis photocard itu dapat mencapai nominal yang luar biasa, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Namun, tak sedikit dari kpopers yang juga tidak menyetujui photocard untuk dijadikan sebagai sebuah investasi. Pasalnya, photocard bukanlah suatu benda yang sifatnya dapat dijadikan investasi dalam jangka panjang seperti emas, saham, dan properti. Terlebih, photocard ini justru bisa saja mengalami penurunan harga di masa yang akan datang nantinya.
Jadi, apakah anda termasuk kolektor photocard?
Sumber : Kompasiana
Penulis : Rossa Deninta
Comments