STARJOGJA.COM, JOGJA – Fenomena bediding kembali melanda wilayah DIY. Bediding ini membawa suhu dingin yang ekstrem selama musim kemarau, terutama di puncak kemarau Agustus nanti.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat beberapa fakta penting tentang bediding yang perlu diketahui oleh masyarakat. Fenomena bediding umum terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah yang berdekatan dengan khatulistiwa hingga bagian utara.
Pada wilayah ini, meski pagi hari cenderung lebih dingin, udara siang hari akan terasa lebih panas. Fenomena bediding terjadi di daerah dataran tinggi di Indonesia bagian selatan, seperti Pulau Jawa, Bali sampai NTB dan NTT.
Berikut adalah fakta tentang fenomena bediding yang saat ini melanda Jawa.
1. Apa Itu Bediding?
Bediding adalah kondisi di mana suhu lingkungan terasa lebih dingin dari biasanya, khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa. Fenomena ini terjadi selama musim kemarau, ketika angin monsun timuran membawa udara kering dan dingin.
2. Siklus Musiman
Bediding adalah bagian dari siklus musiman yang berlangsung dari bulan Juni hingga September. Puncak suhu dingin biasanya terjadi pada bulan Agustus, ketika aktivitas angin monsun mencapai puncaknya. Fenomena bediding disebabkan karena 4 faktor, yaitu udara kering, langit cerah, dan topografi.
3. Suhu Ekstrem
Suhu terendah yang tercatat selama fenomena bediding di Jawa bisa mencapai sekitar 11-15°C. Di tahun 2020, suhu dingin di DIY pernah mencapai 17 derajat celcius.
4. Penurunan Curah Hujan
Fenomena bediding ditandai dengan rendahnya intensitas hujan. Kurangnya tutupan awan menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi tidak terperangkap, sehingga suhu udara menjadi lebih dingin. Hal ini juga mempengaruhi ketersediaan air bagi pertanian dan kebutuhan sehari-hari.
5. Dampak pada Kesehatan
Suhu dingin ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Masalah kesehatan yang sering muncul antara lain hipotermia dan penyakit pernapasan. Masyarakat diimbau untuk mengenakan pakaian hangat dan menjaga kondisi kesehatan.
6. Pengaruh pada Pertanian
Fenomena bediding berdampak negatif pada sektor pertanian, terutama di daerah dataran tinggi. Embun es atau frost dapat merusak tanaman, menyebabkan layu atau kematian pada tanaman. Petani diharapkan dapat melakukan langkah-langkah preventif seperti menutupi tanaman dengan bahan pelindung.
7. Dampak pada Peternakan
Tidak hanya pertanian, sektor peternakan juga terkena dampak bediding. Suhu dingin dapat menyebabkan kematian pada hewan ternak, khususnya unggas. Peternak perlu memastikan bahwa hewan ternak mereka terlindungi dari suhu dingin dengan menyediakan kandang yang hangat dan ventilasi yang baik.
8. Tindakan Pencegahan
Untuk menghadapi dampak bediding, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau prakiraan cuaca dan suhu. Petani dan peternak disarankan untuk mengambil langkah-langkah preventif, seperti menutupi tanaman dan memastikan kandang ternak terlindungi.
Selain itu, masyarakat harus mengenakan pakaian hangat, terutama pada malam hari.
Comments