STARJOGJA.COM, JOGJA – Yogyakarta resmi memiliki Cage-free District pertama di Indonesia yang berlokasi di Jalan Prawirotaman dan Tirtodipuran.
Yogyakarta adalah pionir Cage-Free District di Indonesia dan diharapkan menjadi contoh bagi kota-kota lain. Cage-free District ini merupakan inisiatif dari Animal Friends Jogja (AFJ), Act For Farmed Animals (AFFA) dan Animals Don’t Speak Human (ADSH).
Elly Mangunsong, Corporate Outreach Manager di Animal Friends Jogja menjelaskan Keberadaan Cage-free District ini sendiri realisasi satu kawasan bisnis yang peduli kesejahteraan hewan dan kelestarian lingkungan.
“Di Indonesia, 83 perusahaan telah berkomitmen menggunakan telur bebas sangkar, yang terdiri dari 61 perusahaan global/multinasional dan 22 perusahaan nasional/lokal, dengan 18 perusahaan berasal dari Jogja. Kami berharap lebih banyak pelaku bisnis mengikuti langkah ini,” lanjutnya.
Peluncuran Cage-free District Yogyakarta ditandai dengan penyerahan plakat dan stiker penanda Cage-Free District kepada pelaku bisnis cage-free oleh Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Anita Verawati.Ia turut mengapresiasi inisiatif ini sebagai langkah inovatif yang sejalan dengan visi Yogyakarta untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Kami dari Dinas Pariwisata, mengapresiasi dan mendukung sekali apa yang teman-teman AFJ lakukan. Yogyakarta sebagai kota wisata dengan kekayaan budaya dan sejarahnya akan mempunyai nilai tambah wisata terhadap wisatawan yang peduli terhadap isu-isu kesejahteraan hewan dan keberlanjutan, apalagi wisata yang kita usung adalah sustainable tourism,” terangnya.
Ia mengatakaan Dengan adanya Cage-Free District di kawasan Prawirotaman serta Tirtodipuran menjadikan area tersebut sebagai destinasi wisata yang mendukung arah kebijakan dinpar, serta industri yang lebih ramah. Diharapkan keberadaannnya akan mengundang semakin banyak usaha bisnis di berbagai area untuk beralih ke telur bebas sangkar dalam proses produksinya, sehingga tidak hanya meningkatkan kesejahteraan hewan, diharapkan menambah citra wisata dan juga menjadi bagian dari branding Jogja Istimewa.
Nino dari ViaVia Bakery, sebagai salah satu bisnis yang sudah berkomitmen cage-free menyampaikan alasan mereka berkomitmen bebas sangkar.
“Selain karena konsep kami adalah eco-friendly kami juga ingin memastikan produk kami bebas dari kekejaman terhadap binatang. Setelah berkomitmen kami mendapat respons positif dari konsumen, karena mereka mau makan sesuatu yang membuat mereka nyaman dan senang, dan mereka menyukai produk telur cage-free”.
Ke depannya, Cage-Free District diharapkan mampu menjadi media promosi dan edukasi tentang telur bebas sangkar kepada masyarakat melalui kerja sama dengan bisnis kuliner di kawasan penting, sehingga menjadikan industri pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai tolok ukur perlindungan hewan dan konsumsi makanan yang welas asih.
Comments