STARJOGJA.COM, Ada banyak film yang menampilkan kisah hidup sosok terkenal dengan kisah uniknya, sama halnya dengan film I, Tonya. Film yang dirilis pada tahun 2018 ini mengabadikan kisah asli dari sosok Tonya Harding (diperankan oleh Margot Robbie) yang harus mengalami nasib pahit di tengah kepopulerannya.
Tonya Harding sendiri merupakan seorang figure skating atau seluncur indah yang terkenal di tahun 90-an. Tonya dikenal memiliki bakat yang luar biasa dan sering kali memenangkan banyak sekali kompetisi internasional. Ia juga populer berkat kemampuannya melakukan trik tiga putaran dan menjadikannya sebagai perempuan pertama yang dapat melakukannya.
Walaupun memiliki kemampuan dan karir yang sempurna, Tonya sebenarnya lahir dan tumbuh di dalam kondisi keluarga yang tidak baik. Sepanjang hidupnya, ia selalu menjadi korban akan tindak kekerasan yang dilakukan oleh ibu nya sendiri. Ia selalu dipaksa untuk selalu tampil baik dan tidak boleh mengalami kegagalan dalam hal apapun.
Kondisi tersebut membuat sosok Tonya tumbuh menjadi orang dewasa dengan kesehatan mental yang sangat mengkhawatirkan. Ketika berada di arena kompetisi, Tonya memang terlihat sebagai sosok yang ceria, handal, dan profesional. Namun, karakter tersebut berubah menjadi sosok yang rapuh dan diselimuti oleh kedepresian.
Melalui film I, Tonya ini, Margot Robbie berhasil menunjukkan keahliannya dalam berakting, khususnya dalam menampilkan kesedihan yang dirasakan oleh Tonya kala itu. Terdapat cukup banyak momen yang menampilkan Tonya dalam keadaan menangis bersedih atas hidupnya. Penonton juga akan dibuat merasa bersimpati dan kecewa dengan hal-hal pahit yang dihadapi oleh Tonya.
Kondisi kesehatan mental Tonya semakin memburuk dari waktu ke waktu. Ia bahkan pernah dipaksa untuk terus melanjutkan penampilannya di kala kondisi tubuhnya sedang tidak stabil. Ironisnya, pihak penyelenggara juga tidak memedulikan kondisinya. Sejak saat itu, Tonya mulai berubah menjadi seorang atlet yang kerap berperilaku kasar dan sebebasnya terhadap orang lain.
Perilaku buruk Tonya membuat ia kehilangan banyak cinta dari penggemar. Puncaknya adalah ketika ia menikah dengan Jeff Gillooly dan mendapat perlakuan kasar dari sang suami. Tak hanya itu, karirnya juga turut kandas setelah sang suami merencanakan sebuah penyerangan terhadap lawan mainnya.
Atas skandal yang dilakukan sang suami, Tonya mendapatkan kecaman yang luar biasa dari orang-orang. Selain itu, Tonya juga turut mendapat hukuman selama tiga tahun penjara dan dipaksa untuk mengundurkan diri kejuaraan dunia skating di tahun 1994 lalu. Mirisnya, Tonya juga dipaksa untuk tidak lagi diperbolehkan mengikuti kompetisi seluncur indah seumur hidup.
Pada akhirnya, Tonya harus kehilangan reputasi dan karirnya yang luar biasa. Ia juga harus kehilangan keluarga dan para penggemar yang telah memberikan dukungan selama ini.
Melalui film ini, penonton akan diberikan banyak pembelajaran, khususnya dalam mementingkan kondisi kesehatan mental. Pasalnya, masih banyak menyepelekan kesehatan mental seseorang dan membuatnya sebagai bahan candaan.
Melalui film ini juga, penonton akan belajar bagaimana pentingnya menerima sebuah kegagalan dalam melakukan sesuatu. Perlu dipahami bahwa kegagalan justru tetap patut diapresiasi dan dianggap sebagai sebuah evaluasi yang akan membangkitkan kesuksesan di masa depan.
Sumber : Parapuan
Penulis : Rossa Deninta
Comments