STARJOGJA.COM, Info – Bagi petani monyet ekor panjang menganggu untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian, sekelompok mahasiswa UNY membuat jebakan dan pagar listrik cerdas.
Jebakan pagar listrik ini berupa sistem keamanan ganda pemagaran lahan pertanian menggunakan konfigurasi listrik sistem kejut dikombinasikan dengan jebakan monyet berbasis Arduino Nano yang dilengkapi dengan fitur pendeteksi objek dengan menggunakan sensor PIR (Passive Infrared Receiver).
Mereka adalah Shaiful Abas (S1-Pendidika Teknik Mekatronika), Adriyan Ramdhany (S1-Pendidikan Teknik Mekatronika), Maulana Idris Kamal (D4-Teknik Elektro), Andrian Dwi Susanto (S1 Pendidikan Teknik Mesin) dan Alfina Risma Ramdhani (S1-Pendidikan Biologi) yang tergabung dalam KethekilandTeam.
Menurut Shaiful Abas pembuatan alat ini berawal dari keluhan kelompok tani Ngudi Makmur tentang serangan hama monyet ekor panjang di wilayah Kelurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
“Mitra kami kelompok tani Ngudi Makmur di Gunungkidul merupakan salah satu produsen komoditas pertanian seperti jagung, padi, kacang, dan singkong sekaligus juga penghasil singkong terbesar yang didistribusikan ke beberapa daerah seperti Kabupaten Cilacap yang kemudian diolah menjadi keripik, gaplek, dan produk olahan singkong lainnya,” kata Shaiful.
Salah satu anggota kelompok tani Ngudi Makmur Suratman menyampaikan bahwa hampir sepanjang tahun, baik dari masa tanam kacang, jagung, dan singkong tidak luput dari serangan hama monyet ekor panjang.
“Serangan hama monyet ekor panjang ini merata ke semua ladang anggota kelompok tani sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar setiap tahunnya,” ujarnya.
Diungkapkan Suratman saat ini upaya yang dilakukan petani terbilang kurang efektif karena harus menjaga ladang dari serangan hama monyet ekor panjang mulai dari pagi hingga petang. Hal ini dikarenakan hama monyet tidak lagi takut terhadap pemasangan jaring, orang-orang sawah, dan suara berisik yang dihasilkan dari penggunaan meriam spiritus dan petasan.
Adriyan Ramdhany mengatakan sistem pengusir hama monyet ekor panjang yang dibuat ini memiliki pencegahan ganda yang terdiri dari jebakan dan pagar listrik cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang efektif dengan pemanfaatan panel surya sebagai pengisi dayanya. Rancangan sub sistem jebakan cerdas memiliki dimensi panjang 85 cm, lebar 55 cm, dan tinggi 55 cm.
Berat total alat jebakan cerdas beserta rangkaian elektronik tidak lebih dari 15 kg sehingga sangat portabel.
“Daya operasional alat ini juga dinilai kecil sekitar 5 watt dengan tegangan 5-12 Volt DC,” paparnya.
Sedangkan dimensi tiang panel surya memiliki tinggi 1,5 m dan lebar 1 m dengan kawat bentangan memiliki tinggi 1 m dengan diameter 4 cm. Pagar cerdas ini terintegrasi IoT sehingga petani dapat memantau tegangan, arus, dan keamanan alat.
Cara kerja sistem jebakan dan pagar listrik cerdas dijelaskan oleh Maulana Idris Kamal, jebakan cerdas diberi umpan dan dipasangkan pada beberapa titik yang rawan muncul serangan monyet. Saat monyet berhasil tertangkap, sensor PIR akan mendeteksi dan memberikan sinyal untuk mengaktifkan motor servo.
“Motor servo akan menarik tuas sehingga cat semprot akan menyemprotkan pewarna ke tubuh monyet,” jelas Maulana.
Setelah itu sirene akan berbunyi mengisyaratkan petani untuk melepas kembali monyet yang sudah diberi pewarna. Monyet akan kembali ke koloninya, namun koloni monyet akan takut dan pergi berhamburan karena menganggap ada predator yang datang.
Sedangkan pagar listrik cerdas ditenagai oleh panel surya yang menghasilkan energi listrik terbarukan dengan media penyimpanan menggunakan aki. Pagar listrik cerdas ini dikonfigurasikan menggunakan tegangan Direct Current yang dialirkan pada kawat bentangan mengelilingi ladang mitra. Pemilihan tegangan Direct Current ini karena relatif aman dan monyet tidak sampai mati, akan tetapi cukup terkejut sehingga monyet menjauhi ladang atau bisa disebut memberi efek jera.
Pagar listrik cerdas juga dilengkapi dengan security system berupa sensor PIR dan keluarannya berupa suara sirene high decible sebagai peringatan terjadinya tindak pencurian.
Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-PI tahun 2024.
Sumber : UNY
Baca juga : Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet Siap Tayang
Comments