STARJOGJA.COM, Info – Membangun prestasi sepak bola putri tidak bisa dilakukan seketika, butuh sebuah proses dan ekosistem yang kuat, yang dimulai dari usia dini. Hal ini diungkapkan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin dalam Talkshow Spesial Hari Olahraga Nasional berjudul Membangun Prestasi Sepak Bola Putri, yang disiarkan di akun Youtube Harian Jogja dan Star Jogja FM, Kamis (12/9/2024).
“Harus bisa buat struktur yang kokoh agar nantinya tidak mudah roboh, kalau engga konsisten bisa roboh, tidak berkelanjutan. Dalam membangun prestasi sepak bola putri buth ekosiste, dari mulai usia dini minimal usia 10-12 tahun. Nanti akan tiba saatnya sampai usia 16 tahun dan seterusnya,” katanya.
Dalam talkshow yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono itu juga menghadirkan Pelatih PSW Putri Mataram Sleman, Sri Hastuti dan Kasi Olahraga Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Disdikpora DIY, Danang Agus Yuniarto.
Yoppy mengatakan Djarum Foundation saat ini sedang melakukan pemasalan sepak bola putri yang sudah dimulai sejak 2021 lalu, dan mulai turnamen pada 2023 yang diiawali di Kudus, Jawa Tengah. Upaya itu terus dikembangkan.
Setelah sukses menyelenggarakan tiga kali turnamen di Kudus, Jawa Tengah pada tahun ini, kompetisi usia dini untuk kelompok usia U-10 dan U-12 tersebut akan terselenggara di delapan kota yakni Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Kudus, Solo, Jogja, dan Surabaya di sepanjang 2024.
“Kami membawa spirit ini ke kota-kota lainnya dengan harapan semakin banyak putri-putri Indonesia mulai mencintai sepak bola dan kita dapat menemukan bakat yang kelak bisa membawa Indonesia ke turnamen paling bergengsi yaitu Piala Dunia,”katanya.
Sri Hastuti mengaku selama berkecimpung di dunia sepak bola memang dukungan untuk pengembangan sepak bola putri ini masih minim. Karena itu ia sangat mengapresiasi dengan adanya pemassalan sepak bola sejak usia dini yang dilakukan oleh Djarum Foundation.
Mantan atlet sepak bola putri ini mengatakan jumlah pelatih sepak bola masih minim. Tidak semua atlet sepak bola yang mau berkecimpung ke pelatih karena membutuhkan kesabaran dan mampu memotivasi. Meski demikian ada juga beberapa yang bersedia bahkan secara sukarela demi kemajuan atlet sepak bola putri.
Sejak 2009 sepak bola putri DIY raih juara 3 Porda, 2011, 2013,dan 2015 juara 1 Porda, 2017 juara 2 Porda. Tahun 2012 pernah ikuti liga futsal juara 1. Pernah ikut kejuaran di Bangka Belitung juara 2. “Sekarang 13 atlet gabung di PON XXI dari DIY, yakni atlet sepak bola putri dan dua futsalm,” katanya.
Kasi Olahraga Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Disdikpora DIY, Danang Agus Yuniarto optimistis sepak bola putri akan ramai seperti sepak bola putra dengan pembinaan yang terus dilakukan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, PSSI, asprov sampai tingkat kabupaten, hingga pihak swasta seperti yang dilakukan Djarum Foundation.
Baca juga : Sepak Bola Putri Sleman sukses menyabet medali emas Porda
Comments