STARJOGJA.COM.BANDUNG – Wartawan diwajibkan selalu patuh terhadap etika jurnaslistik dan menerapkan pedoman perilaku serta standar pers profesional, tak terkecuali saat membuat liputan ekonomi. Saat ini media online juga memiliki tantangan pada perkembangan teknologi mesin pencari Google AI.
Hal ini disampaikan oleh Komisi Pendidikan Pelatihan dan Pengembangan Dewan Pers, Tri Agung Kristanto pada Capacity Building untuk wartawan ekonomi DIY yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) Yogyakarta di Bandung, Kamis-Jumat (26-27/09/2024)
Dibuka Kepala Tim Implementasi Kajian Ekonomi Daerah (KEKDA) BI DIY Dian Wening Tiastuti, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi para jurnalis dalam meliput berita ekonomi, khususnya di wilayah DIY.
Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antara BI dan media, mempererat hubungan dan sinergi dalam menyampaikan informasi yang berkualitas kepada masyarakat.
” Terimakasih untuk dukungannya pada penyebaran informasi ekonomi di wilayah DIY,” jelasnya.
Dalam paparannya, Tri Agung Kristanto menyatakan awak media yang mengkhususkan diri dalam penulisan ekonomi diwajibkan paham akan dinamina ekonomi serta mampu memberikan informatif yang faktual kepada masyarakat.
Tri Agung juga menyoroti tantangan media, khususnya yang berbasis online dalam menghadapi teknologi mesin pencari Google AI. Dalam era digital, media online menghadapi berbagai tantangan, terutama dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh Google.
“Kedepannya, Google AI telah mengubah cara pengguna mencari dan mengonsumsi informasi. Dengan kemampuan pemrosesan bahasa alami (NLP) dan pembelajaran mesin, google akan mengubah algoritma pencarian,” jelasnya.
Selain itu, media online sering kali mengandalkan iklan sebagai sumber pendapatan utama. Namun, dengan Google yang juga menawarkan layanan iklan yang sangat efektif, media online harus mencari cara baru untuk memonetisasi konten.
Tantangan ini semakin besar dengan adanya fitur pencarian AI premium yang mungkin diperkenalkan oleh Google, yang dapat mengubah dinamika.
“Jika google benar-benar telah menerapkan AI overview, maka kemampuan optimalisasi mesin pencari (SEO) akan luntur. Algoritma google menjadi tantangan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Ia menyebut media juga menghadapi tantangan besar terkait sumber dana operasional perusahaan. Iklan media massa yang turun harus disiasati oleh pengelola media secara kreatif.
“Iklan sekarang juga sudah mulai turun sehingga media harus mengembangkan kaki-kaki baru,” terang dia.
Artinya, perusahaan media tidak cukup hanya hidup dari oplah, iklan, dan tim IT yang kuat. Kaki-kaki baru, seperti event organizer, institut tentang pelatihan jurnalistik, tallent management, hingga bisnis properti, dibuat untuk menopang bisnis media.
Comments