Kota JogjaNews

BI Prakirakan Inflasi DIY akan Terus Terhaga

0
inflasi DIY
google.com

STARJOGJA.COM,JOGJA – Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif).

Hermanto, Deputi Direktur Bank Indonesia DIY menyampaikan Upaya itu dilakukan melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024, diantaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, serta implementasi MRANTASI (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) dalam rangka meningkatkan literasi kepada pedagang pasar dan masyarakat.

Ada juga pengembangan Geographic Information System (GIS) sebagai geoportal dalam optimalisasi monitoring produksi dan penggunaan lahan yang juga menjadi bentuk nyata digitalisasi data pangan sebagai early warning system dalam pengendalian inflasi DIY.

Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5%±1.

Pada bulan September 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY mengalami deflasi. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi DIY bulan September 2024 tercatat sebesar 0,10% (mtm), atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,85% (yoy).

Secara kumulatif, inflasi DIY mencapai 0,48% (ytd). Realisasi IHK DIY pada bulan September 2024 lebih rendah dibandingkan pada Agustus 2024 yang mencatat inflasi 0,05% (mtm) dan 2,33% (yoy). Capaian inflasi DIY yang tetap terjaga pada rentang sasaran nasional 2,5 ± 1%, tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam TPID DIY yang semakin solid.

Secara bulanan, penyumbang utama deflasi yang terjadi di DIY adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil -0,10% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan terdalam disumbang oleh komoditas cabai rawit dengan andil -0,09% (mtm), cabai merah dengan andil -0,06% (mtm), dan cabai hijau dengan andil -0,03% (mtm) sejalan dengan panen raya di daerah sentra produksi sehingga supply pasokan melimpah.

Selain cabai, komoditas lain yang juga memiliki andil terhadap deflasi bulanan DIY adalah bensin dengan andil sebesar -0,04% (mtm), seiring dengan kebijakan penurunan harga BBM jenis Pertamax per 1 September 2024. Adapun komoditas daging ayam ras juga memiliki andil deflasi yang relatif dalam mencapai -0,02% (mtm) seiring oversupply di tengah permintaan yang relatif terkelola.

Deflasi lebih dalam tertahan oleh meningkatnya harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,03% (mtm). Ditinjau menurut komoditasnya, harga emas perhiasan mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketidakpastian dan ketegangan geopolitik global.

Lebih lanjut, komoditas lainnya seperti kopi bubuk juga masih menjadi komoditas penyumbang inflasi yang didorong oleh meningkatnya harga kopi dunia akibat dinamika cuaca yang mempengaruhi produktivitas kopi di negara sentra produksi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan andil 0,01% (mtm), sejalan dengan kenaikan cukai rokok yang berlaku sejak 1 januari 2024 dengan rata-rata kenaikan sebesar 10%-11,8% yang ditransmisikan sepanjang tahun 2024.

Rehap Jadi Solusi Peserta Yang Punya Tunggakan BPJS Kesehatan

Previous article

Kesadaran Responsif Gender Harus Terus Dikampanyekan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja