STARJOGJA.COM, Info – Menginspeksi pengelolaan sampah Daerah Istimewa Yogyakarta Menteri Lingkungan Hidup atau Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq mendatangi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Piyungan Kabupaten Bantul.
“Gubernur DIY telah mengambil langkah atau kebijakan yang memberi pelajaran bagi kita semua bahwa pengelolaan sampah wajib dilakukan secara intensif. Kemudian ini TPA juga ditutup, ditata ulang, supaya lebih ramah lingkungan,” katanya disela kunjungan.
Menteri Lingkungan Hidup sebelumnya juga mengunjungi sejumlah depo sampah, salah satunya di Mandala Krida Yogyakarta. Keberadaan depo-depo di DIY merupakan implikasi ditutupnya TPA Piyungan, sehingga kabupaten dan kota provinsi ini mengambil langkah-langkah sendiri.
Menurut dia, depo-depo sampah tersebut sebetulnya meresahkan masyarakat dan mencemari lingkungan.
“Kami meminta kepada gubernur, bupati, dan kepala dinas, untuk segera melakukan langkah-langkah efektif di lapangan, terutama memperkuat baris pertahanan di hulu atau sumber sampah,” katanya.
Ia juga berpesan, sembari pemerintah provinsi dan kabupaten menyiapkan teknologi akhir pengelolaan sampah, diharapkan bank-bank sampah lebih banyak dibangun, serta lebih digiatkan penyuluhan dan edukasi soal pilah sampah.
“Kalau dilihat dari data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional), komposisi sampah paling banyak di DIY itu food waste, makanan sisa. Ini ‘PR’ bagi semua. Karena food waste itu sejatinya barang komersial kalau kita olah dengan cerdas,” katanya.
Pada 2023, komposisi sampah makanan sisa di DIY yang tercatat pada SIPSN mencapai 50,56 persen, peringkat kedua yaitu sampah plastik dengan komposisi 27,94 persen.
Sementara sisanya merupakan sampah kayu, ranting, karton, kertas, logam, kain, kaca, kulit, karet, dan lainnya.
Sumber : Antara
Baca juga : Pemkab Bantul Punya Bank Sampah Aktif Menjadi 534 Unit
Comments