STARJOGJA.COM,SLEMAN – Delapan seniman dan budayawan menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan Sleman 2024. Ini merupakan bagian dari upaya mendorong pemajuan kebudayaan. Penghargaan diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Kebudayaan(Kundha Kabudayan) Sleman.
Para seniman dan budayawan ini telah diusulkan dan diverifikasi serta dinilai berhak menerimapenghargaan Anugerah Kebudayaan Sleman 2024, baik dari kapanewon, organisasi kebudayaan maupun perorangan.
Penghargaan Anugerah Kebudayaan diserahkan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman Kusno Wibowo kepada delapan seniman dan budayawan. Kusno Wibowo menyampaikan apresiasinya kepada seluruh penerima penghargaan Anugerah Kebudayaan. Menurutnya, pemberian penghargaan ini merupakan bentuk perhatian dan apresiasi Pemkab Sleman kepada para seniman dan budayawan yang telah berjasa melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan darma baktinya secara konsisten kepada masyarakat dan seni itu sendiri.
“Penghargaan yang diberikan kepada tokoh-tokoh budaya dan seni yang terpilih tentu tidak sebanding dengan peranan dan jasa mereka dalam pelestarian kebudayaan yang dilakukan selama ini. Pemberian ini kami harapkan dapat menjadi simbol kehadiran dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Sleman atas kiprah para seniman,” kata Kusno.
Adapun penerima penghargaan tersebut yaitu Madu Maheswari dengan kategori anak berprestasi di bidang kebudayaan, Prasetya Banar Wicaksono dengan kategori regenerasi pelestari dan atau pelaku seni, Budi Santoso dengan kategori kreator seni.Kemudian, Krincing Manis Dance Studio dengan kategori lembaga seni, Antonius Hajar Wisnu dengan kategori pelestari dan atau pelaku seni, Suratmi dengan kategori pelestari dan atau pelaku pengetahuan teknologi tradisional.
Trenggaon Al Fatah menerima penghargaan dengan kategori pelestari dan atau pelaku seni, dan eks Klinik Pabrik Gula Randu Gunting dengan kategori pelestari dan atau pelaku cagar budaya.
Selain pemberian penghargaan Anugerah Kebudayaan, pada kesempatan tersebut Kusno juga meluncurkan Sistem Pendokumentasian Warisan Cagar Budaya melalui sistem direktori kebudayaan dengan menggunakan teknologi informasi serta, meluncurkan Sistem Informasi Warisan Budaya (SIWA).
Peluncuran kedua inovasi kebudayaan ini ditandai dengan simbolis menekan tombol launching oleh Pjs Bupati Sleman bersama dengan Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Edy Winarya menjelaskan Aplikasi “SIWA” atau Sistem Informasi Warisan Budaya merupakan terobosan dan inovasi dalam pelayanan publik di bidang kebudayaan dengan menggunakan Teknologi Informasi.
“SIWA (Sistem Informasi Warisan Budaya) merupakan platform yang digunakan untuk mengusulkan karya budaya agar dapat ditetapkan menjadi warisan budaya Tak benda,” jelasnya.
SIWA memiliki konsep dan filosofi dari nama Dewa “SIWA” salah satu dari tiga dewa utama yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa. Siwa adalah dewa pelebur, bertugas untuk melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak untuk menjadi baik dan berguna.
Menurutnya SIWA merupakan solusi cerdas dalam upaya pelestarian pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya. Dengan aplikasi SIWA, dia berharap masyarakat dapat dengan mudah melakukan pendaftaran karya budaya untuk diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak benda atau WBTb
Comments