Starjogja.com, Jogja – Berbicara masalah prestasi pesepak bola Indonesia di Eropa ternyata sudah ada beberapa yang mencoba peruntungan atau mendapatkan kesempatan bermain di klub Eropa. Namun kesuksesan para pemain Indonesia masih kurang bagus. Kali ini pemain muda Indonesia, Egy Maulana Vikri resmi dikontrak klub asal Polandia, Lechia Gdansk. Pemain Timnas Indonesia U-19 itu dikontrak tiga tahun bersama klub semenjana kompetisi kasta tertinggi di Polandia tersebut.
Jika Egy bisa tampil di liga Eropa sesuai dengan masa kontraknya selama tiga tahun, itu bakal jadi rekor tersendiri bagi Egy Maulana.
Egy menjadi pemain pertama asal Indonesia yang merumput di Polandia. Namun, Egy bukanlah pemain pertama Indonesia yang berkarier di Eropa.
Melansir CNN Indonesia, Senin, (13/03), kiprah pesepakbola Indonesia di benua biru telah tercatat sejak era Kurniawan Dwi Yulianto di tahun 1994. Legenda Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto adalah salah satu pemain yang tergabung dalam tim PSSI Primavera. Tim itu khusus diikutsertakan dalam kompetisi junior di Italia atau yang disebut Liga Primavera.
Setelah satu musim menjalani kompetisi Primavera, klub Sampdoria berkesempatan menggunakan jasa Kurniawan. Meskipun demikian, Kurniawan tidak sempat menjalani debut bersama Sampdoria. Ia kemudian bermain bersama klub asal Swiss, FC Luzern selama satu musim 1994-1995.
Petualangan Kurniawan di benua biru berakhir pada tahun 1996. Ia memutuskan untuk kembali ke tanah air dan bermain untuk klub Pelita Jaya.
Nama berikutnya adalah, Kurnia Sandy, pemain dengan posisi sebagai penjaga gawang juga tampil gemilang bersama PSSI Primavera. Sandy dikontrak sebagai kiper ketiga Sampdoria musim 1996-1997. Sayangnya, di bawah pelatih Sven-Goran Eriksson, Sandy tidak pernah mendapatkan kesempatan bermain di laga resmi.
Nama yang lain adalah Bima Sakti Tukiman, Ia juga merupakan jebolan dari pemain PSSI Primavera. Klub asal Swedia, Helsinborg IF tertarik menggunakan jasanya pada musim 1995-1996.
Selain itu pemain yang sampai saat ini masih aktif adalah Bambang Pamungkas, pemain yang saat ini masih membela Persija Jakarta ini pernah bergabung bersama klub divisi tiga Belanda, EHC Norad pada tahun 2000. Bambang mencatatkan 10 penampilan dan mencetak tujuh gol bersama EHC Norad di musim 2000-2001. Namun, masalah nonteknis membuat karier Bambang bersama EHC Norad tidak berlangsung lama.
Baru empat bulan bersama EHC Norad, Bambang kembali ke Persija Jakarta pada pertengahan musim sebagai pinjaman sebelum keduanya sepakat mengakhiri kontrak di akhir musim.
Tidak berhenti sampai disitu, pada kurun 2011 hingga 2013, beberapa pemain Indonesia jebolan SAD Uruguay diberikan kesempatan bermain bersama klub CS Vise, klub yang pada saat itu berkompetisi di Divisi 2 Liga Belgia.
SAD atau Sociedad Anonima Deportiva adalah tim yang dikirim oleh PSSI untuk berkompetisi di Uruguay pada tahun 2009 dan 2010.
Akusisi klub oleh pengusaha Indonesia, grup Bakrie tersebut memuluskan karier beberapa pemain jebolan SAD Indonesia lainnya untuk berkesempatan bermain di Eropa bersama CS Vise.
Pemain-pemain jebolan SAD yang diberikan kesempatan bermain bersama CS Vise antara lain seperti Alfin Tuasalamony, Syamsir Alam, Yandi Sofyan Munawar, Yericho Christiantoko, Manahati Lestusen, Abdul Rahman Lestaluhu, dan Zainal Haq.
Dari seluruh pemain-pemain Indonesia yang tergabung bersama CS Vise, hanya Alfin Tuasalamony dan Yandi Sofyan yang mendapat menit bermain paling banyak. Pemain lainnya lebih sering duduk di bangku cadangan.
Krisis keuangan yang dialami CS Vise mendorong pemain-pemain Indonesia yang bermain di sana untuk hengkang dan kembali ke Indonesia. Pada Oktober 2014, CS Vise resmi dinyatakan bangkrut.
Nama pesepakbola Indonesia asal Surabaya, Arthur Irawan mencuat setelah ia dikabarkan menandatangani kontrak dengan klub Spanyol, Espanyol B pada tahun 2011 lalu. Tiga tahun mengasah kemampuan bersama Espanyol B, Arhur mengembangkan karirnya bersama klub Spanyol lainnya, Malaga B selama satu tahun.
Klub asal Belgia, Waasland-Beveren menjadi klub Eropa lainnya yang ia bela pada musim 2014. Saat itu Waasland bermain di kasta tertinggi Liga Belgia. Kesempatan bermain yang sedikit membuat Arthur hanya bertahan satu musim sebelum memutuskan kembali ke Indonesia.
Gavin Kwan Adsit adalah pemain yang namanya populer setelah tergabung dalam skuat pelatih Indra Sjafri di tim nasional U-19.
Gavin pernah tercatat bergabung dengan skuat junior klub asal Rumania, CFR Cluj pada tahun 2013. Hanya satu musim di Cluj, Gavin bergabung dengan klub Jerman TSV Niendorfer.
Gavin tergabung dalam skuat U-19 yang berkompetisi di kejuaraan junior Jerman. Penampilannya bersama Niendorfer cukup baik, Gavin tercatat sebanyak 9 kali diturunkan dan mencetak dua gol di laga resmi. Sebelum ahirnya Gavin memulai kariernya di klub tanah air pada 2015 setelah bergabung dengan klub Mitra Kukar. (Am)
Comments