STARJOGJA.COM,SLEMAN -Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman kembali menggelar Gerakan Jumat Bersih (GJB) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Dusun Serangan Desa Sidoluhur Kecamatan Godean dan Dusun Kaliabu Desa Banyuraden Kecamatan Gamping, Jumat (16/3). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menekan penyebaran sarang nyamuk penyebab Demam Berdarah Dendue (DBD) di Kabupaten Sleman.
Pada monitoring PSN yang dilakukan di Dusun Serangan, Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Kabupaten Sleman memeriksa 66 rumah yang tersebar di 4 RT. Dari 66 rumah tersebut, ada 20 rumah yang positif terdapat jentik nyamuk. Dengan begitu, Angka Bebas Jentik (ABJ) di Dusun Serangan berada di kisaran 70%.
Sedangkan monitoring PSN yang dilakukan di Dusun Kaliabu, Pokjanal DBD Kabupaten Sleman memeriksa sebanyak 239 rumah. Dari 239 rumah tersebut, ada 37 rumah yang positif terdapat jentik nyamuk. Dusun Kaliabu memiliki Angka Bebas Jentik yang lebih tinggi dibanding Dusun Serangan, yaitu 84,52%.
Mujiyana, SKM., selaku Kepala Seksi Survielans dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, mengatakan bahwa keberadaan sarang nyamuk di dalam rumah bisa dihindari. Pada kegiatan GJB dan PSN di Desa Serangan, dia menghimbau masyarakat untuk membiasakan hidup bersih. Selain itu, menurutnya penyebaran sarang nyamuk juga bisa dicegah dengan penataan ruangan di rumah dengan baik.
“Nyamuk DBD itu senang pada tempat yang gelap dan lembap, tapi suka hinggap di tempat yang bersih. Maka biasakan selalu membuka jendela pagi-pagi seperti ini, biar ada pencahayaan dan udaranya berganti. Setelah itu juga penataan ruangan, seperti yang dulu pernah ada penilaian dari PKK. Jadi dalam rumah tangga ini masih banyak barang-barang yang tidak ditata sedemikian rupa, sehingga bisa menyebabkan penyakit baik yang menular dan tidak menular,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Nurulhayah, pada acara GJB di Caturtunggal minggu lalu mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan upaya antisipatif untuk mengatasi penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Sleman. Dia mengatakan bahwa pihaknya juga telah melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kami telah mengaktifkan Pokjanal DBD Kabupaten, Kecamatan dan Desa untuk melakukan monitoring dan pemantauan jentik berkala PJB. Selain itu, kami juga telah membentuk Jumantik cilik. Jumlah kelompok Jumantik cilik di Kabupaten Sleman ada 46 kelompok dengan kader sebanyak 3.438 kader cilik dan remaja,” jelas Nurul.(DEN)
Comments