Putra Mahkota Pakualaman atau calon Paku Alam X, Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo, tidak diizinkan naik kereta Kyai Manik Kumolo setelah jumenengan nanti. Padahal PA IX dulu dikirab dengan kereta tersebut usai penobatan.
“Enggak kami izinkan [menggunakan Kereta Kyai Manik Kumolo,” kata Kanjeng Pangeran Wiroyudho, Manggalayudha versi PA Anglingkusumo, Rabu (2/12/2015). Wiroyudho adalah menantu Anglingkusumo, kubu yang menolak penobatan Suryodilogo menjadi PA X.
Kereta Kyai Manik Kumolo merupakan kereta hadiah dari Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles kepada Sri Paduka Paku Alam I pada 1812 silam. Kereta tersebut kemudian digunakan untuk acara adat di Pakualaman. Saat ini kereta disimpan di Museum Patra yang terletak di sisi kanan pintu masuk utama Pakualaman bersama tiga kereta lainnya, yakni Kereta Kanjeng Nyai Rara Kumenyar, Kanjeng Nyai Manik Braja, dan Kanjeng Kyai Branala. Museum Patra saat ini dikelola oleh isteri Anglingkusumo.
KGPH Wijoyokusumo, adik dari Anglingkusumo, mengatakan Pakualaman tidak mempunyai tradisi jumenengan dengan kirab. “[Kirab] itu tradisi Kraton [Ngayogyakarta Hadiningrat],” katanya.
Penghageng Urusan Pambudaya Pura Pakualaman, KPH Kusumo Parasto, mengaku masih menunggu situasi dan kondisi untuk prosesi kirab PA X nanti. Baginya, kirab PA X hanya bagian dari prosesi memperkenalkan Paku Alam yang baru jumeneng kepada masyarakat.
Yang jelas, Kusumo memastikan pusaka lainnya yang menjadi perangkat jumenengan Adipati kini tersimpan rapi di Pura Pakualaman.Jumenengan Suryodilogo direncanakan digelar pada awal Januari mendatang
Comments