STARJOGJA.COM, SLEMAN- Setelah Gunung Merapi pada Jumat pagi (1/6/2018), beberapa saat kemudian muncul asap putih di area hutan sektor barat laut, yang berjarak sekitar 1,5 km dari puncak.
Kemunculan asap putih ini kemungkinan besar mengindikasikan adanya vegetasi yang terbakar. Besar dugaan, terbakarnya vegetasi ini disebabkan karena lontaran material erupsi.
Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan, jika ditelisik berdasarkan rentetan waktu antara letusan dan terbakarnya vegetasi, kemungkinan besar kebakaran itu disebabkan karena material erupsi.
“Kalau dari kesesuaian waktu, [terbakarnya vegetasi] karena material letusan. Tapi, [untuk memastikan] perlu verifikasi di lapangan,” kata Agus saat jumpa pers di kantor BPPTKG, Jumat (01/05/2018)
Terkait hal tersebut Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan BPPTKG menegaskan bahwa material tersebut bukan awan panas. Material tersebut merupakan material lama dari dalam Gunung Merapi yang ikut terlontar ke luar saat erupsi pagi hari.
Terkait adanya penggambaran citra yang beredar di media sosial yang menunjukkan bahwa ada penambahan material baru di kawah Gunung Merapi, Hanik membantah hal tersebut.
“Saat erupsi itu ada material lama yang terlontar ke luar, nah itu ada yang terlontar ke vegetasi dan ada yang kembali ke kawah. Jadi yang di kawah itu bukan desakan dari dalam,” kata Hanik.
Hanik mengatakan akibat erupsi berkali-kali memang material lama banyak menumpuk di permukaan kawah, namun apabila material tersebut terlontar saat erupsi susulan, dipastikan tidak melebihi batas 3 kilometer yang telah ditetapkan.
Sebab tekanan gas belum terlalu kuat. Lebih jauh Hanik mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing sumber tidak jelas yang beredar di internet.(DEN/HARIANJOGJA)
Comments