Starjogja.com, Jogja – Meski kekeringan sudah melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seperti wilayah Gunung Kidul dan Kulon Progo, namun kondisinya masih dinilai belum masuk kondisi darurat.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Heru Suroso, menilai kekeringan yang terjadi tersebut masih bisa ditangani Pemerintah Kabupaten setempat.
“Kekeringan ini belum ‘emergency’ masih mampu ditangani pemerintah kabupaten setempat,” katanya, dikutip dari Antara, Kamis, (12/7/2018).
Heru mengatakan kekeringan di Gunung Kidul terjadi di lima Kecamatan, yaitu Kecamatan Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, dan Girisubo.
“Rata-rata sudah langganan terjadi kekeringan, sudah bisa tertangani dengan baik,” kata dia.
Untuk penanganan yang ssudah dilakukan adalah dengan dropping air dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Pemkab Gunung Kidul melalui BPBD Gunung Kidul.
Selain di Gunung Kidul, menurut Heru, bencana kekeringan selama musim kemarau ini juga terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Kulon Progo yang tersebar di Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Nanggulan serta Kokap.
Sama dengan kekeringan di Gunung Kidul, menurut Heru, kondisi kekeringan di Kabupaten Kulon Progo juga belum masuk kategori darurat sehingga belum membutuhkan bantuan dari Pemda DIY. Namun demikian pihaknya mengatakan sudah berkoordinasi dan menyediakan anggaran untuk mengatasi bencana kekeringan tersebut.
“BPBD DIY dan Dinas Sosial DIY (anggaran penanggulangan bencana) sudah direncanakan setiap tahun,” kata dia.
Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, puncak musim kemarau akan berlangsung pada Agustus 2018. (AM)
Comments