Starjogja.com, Jogja – Jika dalam beberapa hari ini Anda merasakan dingin yang luar biasa pada malam hari, maka hal itu wajar dirasakan. Hal ini disebabkan suhu udara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta bisa mencapai 18 derajat celcius.
Bahkan untuk daerah dataran tinggi seperti wilayah Gunung Merapi suhu bisa lebih rendah dari 18 derajat celcius.
“Suhu udara terendah khususnya malam hari, dalam beberapa hari ini berkisar 18-20 derajat Celcius,” kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiono dikutip dari Antara, Jum’at (20/7/2018).
Suhu udara dingin tersebut, menurut Djoko merupakan hal yang wajar sebagai salah satu karekteristik dari musim kemarau.
Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, kandungan uap air dalam udara (kelembaban) di Yogyakarta saat ini rendah.
Uap air mempunyai sifat dapat menyerap radiasi atau panas yang berasal dari bumi sehingga bisa menghangatkan suhu bumi.
“Dengan rendahnya uap air dalam udara maka radiasi dari bumi langsung ke luar menuju atmosfer tanpa ada yang menyerap. Kondisi inilah yang menyebabkan suhu udara di sekitar bumi menjadi cepat dingin,” kata dia.
Ia memperkirakan suhu udara yang terasa dingin, khususnya pada malam dan pagi hari tersebut, masih akan berlangsung selama periode musim kemarau.
Adapun puncak musim kemarau di Yogyakarta, diperkirakan terjadi pada Agustus 2018.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat selalu menjaga kesehatan serta mengurangi aktivitas pada malam hari.
“Banyak minum air putih yang cukup karena udara dingin dan kering,” tutupnya. (AM)
Comments