STARJOGJA.COM, Gunungkidul- Gunungkidul juga menghasilkan buah kakao yang khas. Rasa dari buah yang diolah menjadi coklat batangan maupun coklat serbuk mempunyai ciri sendiri.
Mahasiswa KKN UNY kelompok 46 memiliki ide baru untuk kakao ini, yaitu mengubah kakao menjadi sabun mandi. Gagasan Sabun kakao muncul dari Taufik Dwi Wardani yang menempuh KKN di dusun Gumawang, Putat, Patuk, Gunung Kidul.
” Disini ada pembibitan tanaman kakao, penanaman, sampai pengolahan menjadi produk makanan dan minuman, seperti dodol coklat, rengginang coklat, teh coklat, dan lain-lain. Oleh karena itu mahasiswa KKN mencoba memberikan inovasi kepada warga dusun Gumawang dengan membuat sabun kakao,” katanya dalam rilis yang diterima Starjogja.com.
Menurut Taufik, bahan yang dibutuhkan sabun kakao yaitu Soda api/soda kaustik/NaOH 180 gram, Minyak sawit 800 mL, Minyak zaitun 200 mL, Bubuk kakao 100 gram, Essence cokelat secukupnya dan Aquades (air suling) 500 mL.
Sedangkan alat yang dipakai adalah Wadah tahan panas (gelas pirex, stainless steel), Baskom (stainless steel, plastik polipropilen), Blender/mixer, Cetakan (stainless steel, plastic polipropilen) dan Sendok plastik/kayu yang kuat.
“Pertama kali buat larutan soda api. Gunakan baju lengan panjang, kaca mata pelindung, masker, dan sarung tangan lateks. Larutan soda api (NaOH) dapat mengakibatkan kebutaan apabila terkena mata dan menyebabkan rasa terbakar apabila terkena kulit sehingga diperlukan kehatian-hatian dalam pembuatan maupun penggunaannya,” katanya.
Saat melakukan ini harus berada di tempat terbuka atau di tempat yang bersirklasi udara baik, jangan menghirup udara dari larutan ini. Masukkan air ke dalam wadah tahan panas yang terbuat dari stainless steel atau plastic polipropilen.
Lalu masukkan soda api sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan hati-hati sampai semuanya larut. Simpan di tempat yang aman untuk didinginkan sampai suhu kamar.
“Jangan menuangkan air ke dalam soda api karena dapat mengakibatkan letupan yang berbahaya bagi kulit dan mata” kata Taufik.
Proses selanjutnya adalah membuat sabun batang dari kakao, caranya dengan mencampurkan bubuk kakao dengan air suling secukupnya sampai teksturnya seperti pasta. Lalu masukkan minyak sawit, minyak zaitun, dan pasta kakao ke dalam baskom yang terbuat dari stainless steel atau plastic polipropilen.
“Tambahkan larutan soda api sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan mixer. Pengadukan dilakukan sampai terjadi trace kemudian tambahkan essence cokelat. Aduk kembali hingga homogen. Trace adalah kondisi dimana larutan sabun sudah mengental,” katanya.
Taufik menjelaskan agar larutan dituang ke dalam cetakan yang terbuat dari stainless steel atau plastic polipropilen, tutup menggunakan kain dan didiamkan selama 3 hari untuk menetralkan alkali. Setelah itu sabun dikeluarkan dari cetakan dan letakkan pada tempat kering selama 4 – 6 minggu.
“Harapan dapat memberi pengetahuan kepada warga dusun sehingga nantinya dapat dikembangkan menjadi produk industri rumah tangga,” katanya.
Edi Suparjono selaku ketua kelompok tani kakao dusun Gumawang menyambut baik kegiatan sosialisasi sabun kakao, karena bahan dasarnya adalah kakao. Terlebih di dusun Gumawang menjadi sentra kakao sehingga untuk mencari bahannya lebih mudah.
“Kegiatan ini bagus untuk para ibu rumah tangga, saya menyarankan agar ada pembinaan terkait pembuatan produk sabun kakao untuk mengembangkan usaha rumah tangga” tutup Edi.
Comments