STARJOGJA.COM, Sleman – Yogyakarta masuk 15 kota besar perokok tertinggi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh KABAR (Koalisi Indonesia Bebas Tar) menyambangi kota Yogyakarta untuk mengedukasi dan menyampaikan resolusi mengenai produk termbakau alternatif di Indonesia.
“Kelima kota yang dikunjungi KABAR yaitu Jakarta, Bali, Bandung, Palembang dan yang terakhir Yogyakarta. Kelima kota ini masuk ke dalam kota dengan tingkat perokok yang tinggi,” ujar Amaliya ketua KABAR dan peneliti yayasan pemerhati kesehatan publik (YPKP) Indonesia Rabu (31/10/2018).
Ia mengatakan Yogyakarta masuk 15 kota besar perokok tertinggi dan umumnya di Indonesia membuat para peneliti mencari solusi bagaimana cara menghentikan kebiasaan merokok ini. Sebab, sulitnya berhenti merokok karena sulitnya mengurangi kebiasaan.
Baca Juga : Rokok Elektrik lebih berbahaya ketimbang Rokok Tembakau?
“Selain kita yang perokok pasif yang tersiksa, mereka yang perokok aktif juga tersiksa jika disuruh berhenti merokok. Nikotin yang ada di dalam rokok ini lah yang membuat orang kecanduan,” ujar dokter gigi ini.
Menurut Ardini Raksanagara Dewan Penasehat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), untuk berhenti merokok memang dibutuhkan kemauan yang keras. Oleh sebab itu menggunakan produk alternatif tembakau menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi hasrat untuk merokok.
“Alternatif tembakau seperti rokok elektrik ini contohnya, juga sama memiliki kandungan nikotin, tapi kandungan zat berbahaya yang ada di vape lebih kurang daripada rokok biasa, jika ingin berhenti bisa saja beralih ke vape,” ujarnya.
Sementara itu pengamat hukum Ariyo Bimmo menyebut peralihan antara rokok dan produk alternatif tembakau ini dibutuhkan regulasi yang sesuai temasuk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL). Pemerintah perlu menyusun regulasi menyeluruh bagi produk ini mulai aturan produk, penjualan, promosi, iklan hingga sponsorship.
“Jika dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan produk ini lebih rendah resiko daripada rokok, seharusnya regulasi dibuat berbeda dan tidak seketat rokok,” ujar .
Berbagai informasi dan metode seputar TAR bisa dilihat melalui website KABAR yaitu www.no-tar.org.
Comments