STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Noda tercipta dari dunia pariwisata Jogja. Seorang turis asing menjadi korban begal payudara saat berjalan di Jalan Prawirotaman 1 Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu. Peristiwa ini terekam CCTV, kemudian videonya viral di media sosial. Di luar insiden itu, kita sudah sering mendengar pula keluhan wisatawan yang datang ke Jogja. Pernah muncul keluhan sulitnya parkir kendaaraan saat liburan serta keluhan soal pedagang yang nutuk harga.
Beberapa ilustrasi tadi menandai geliat pariwisata di kota Yogyakarta. Sebagai kota wisata, tentu masalah ini mendesak untuk dibenahi. Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, menyayangkan aksi begal payudara di Jalan Prawirotaman 1 beberapa waktu lalu. Agar kasus ini tak menjadi bola liar, Dispar mendesak polisi mengusut kasus ini.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengecam peristiwa ‘begal payudara’ yang menimpa seorang turis bule di kawasan kampung wisata Prawirotaman. Selain sang bule menjadi korban pelecehan seksual, peristiwa itu juga menodai citra pariwisata Yogyakarta.
Sebagai warga masyarakat yang tinggal di kawasan wisata, sepatutnya kita juga punya jiwa sadar wisata. Masyarakat harus sadar jika sektor pariwisata merupakan salah satu pilar ekonomi di wilayah ini.
Kesadaran Ini soal bagaimana kita memperlakukan wisata di Kota Yogyakarta dengan baik dan tentunya nyaman. Semuanya nanti bermuara pada perasaan aman dan nyaman selama tinggal di kota budaya ini, agar mereka betah dan bisa berlama-lama menikmati waktu liburannya. Tentu ini akan berpeluang pada peningkatan pengeluaran para wisatawan yang bisa dinikmati juga oleh pelaku industri wisata di DIY pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya.
Pemerintah dan aparat keamanan juga harus bahu membahu untuk memberikan rasa aman para wisatawan. Jangan hanya memberikan rasa prihatin atau menyayangkan sebuah peristiwa yang sudah terlanjur terjadi. Harus ada tindakan nyata dan juga tegas kepada pelaku yang membuat wisatawan tidak nyaman. Industri pariwisata ini harus terus berjalan untuk menghidupi ribuan orang.
Kita tentu tidak ingin citra negatif muncul dari industri pariwisata Kota Yogyakarta. Ini bisa berimbas pada semakin turunnya jumlah wisatawan yang datang. Saat ini pelaku pariwisata Yogyakarta berhadapan dengan permasalahan jumlah wisatawan dan lama tinggal di kota ini. Diketahui, keberhasilan pariwisata adalah ketika mereka yang belum mengenal Yogyakarta bisa datang ke Yogyakarta. Sementara bagi mereka yang sudah pernah datang ke Yogyakarta, bagaimana agar mereka bisa kembali berkunjung ke sini lagi.
Ini yang jadi PR bagi pemerintah dan stakeholder pariwisata. Harus ada kerjasama antar sektor terkait menata industri pariwisata di Yogyakarta. Kebijakan terintegrasi antar lembaga harus dikedepankan untuk memberikan sarana dan prasarana pariwisata. Permasalahan parkir dan pedagang yang nutuk harus diselesaikan dengan sangsi yang pas agar menimbulkan efek jera.
Soal keamanan, perlu ditingkatkan kegiatan pengawasan di wilayah yang jadi pusat wisata di Yogyakarta. Selain pengawasan, pemasangan cctv sebaiknya juga ditambah dan terintegrasi pada sistem keamanan. Ini juga sesuai dengan tujuan Jogja sebagai smart city. Masyarakat yang ada di wilayah konsentrasi industri pariwisata juga harus mengoptimalkan penjagaan wilayahnya guna memberikan rasa aman bagi para tamu.
Apalagi ketika keberadaan bandara baru di Kulonprogo nanti diharapkan akan semakin mempermudah akses wisatawan dari luar negeri dan luar daerah. Pasar yang begitu terbuka harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk mendapatkan peningkatan kunjungan yang dipastikan bisa juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta pelaku industri wisata pada khususnya.
Jadikan Yogyakarta itu aman dan nyaman untuk semua. Termasuk bagi para tamu yang datang sebagai wisatawan. Tunjukkan keramahtamahan, sikap berbudaya ala Jogja dan semangat melayani agar mereka betah dan terus kembali. ingat Mereka akan menjadi Marketing terbaik bagi industri wisata Yogyakarta !
Comments