Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kenaikan harga rumah di Jogja untuk seluruh tipe pada 2016 rata-rata 10-15% seiring dengan kenaikan harga tanah.
“Meski ada yang mengatakan di atas 30 persen, tapi jika mengacu rata-rata kenaikan harga rumah di DIY untuk tahun ini mendekati batas bawah 10-15 persen,” kata Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY Nur Andi Wijayanto, Sabtu (13/2/2016).
Menurut Andi, untuk 2016 REI DIY menargetkan dapat menjual sebanyak 2.200 unit atau tumbuh 10 persen dari 2015 yang sebelumnya mencapai 1.950 unit.
Hal itu disesuaikan dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 mencapai 5,3% dan inflasi 4,7%. Sementara sektor properti diperkirakan masih akan berkontribusi 6-7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Ia mengatakan untuk tahun 2016, rata-rata para pengusaha properti anggota REI di DIY, 70 persen di antaranya akan memasang harga Rp300 juta-Rp500 juta per unit, sedangkan sisanya menjual dengan harga di atas Rp500 juta per unit.
“Komposisi harga kami seperti itu karena daya beli masyarakat terbesar memang pada harga Rp300 juta-Rp500 juta per unit,” kata dia.
Menurut dia, penyesuaian harga tersebut akan dimulai pada triwulan pertama 2016. Selain dipengaruhi harga tanah di DIY yang terus mengalami lonjakan, kenaikan harga rumah pada tahun ini juga mempertimbangkan pelambatan ekonomi global yang diwarnai penurunan harga sektor pertambangan.
“Harga tanah sangat berpengaruh karena menentukan 50 persen dari harga jual rumah. Kalau untuk harga material tidak terlalu berpengaruh karena justru ada beberapa yang mengalami tren penurunan seperti semen,” kata dia, seperti dikutip dari Antara.
Meski demikian, ia tetap optimistis dengan penyesuaian harga tersebut, 2.200 unit rumah yang dibangun tahun ini seluruhnya terjual dengan membidik konsumen properti yang bekerja di sektor minyak dan gas (migas) yang jumlahnya cukup banyak di DIY.
Comments