STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Bambang Praswanto mengaku sedih dengan kejadian yang terjadi di Masjid Jogokariyan Yogyakarta pada Minggu (27/1) kemarin. Ia shock karena tidak menduga dapat terjadi saat semua pimpinan DPD DPI Perjuangan tengah rapat kerja.
“Kami sedih mendalam dan prihatin terjadinya insiden itu karena kami tidak menduga ada insiden itu. Karena teman-teman ingin mendukung pasangan 01. Diluar dugaan ada 6 titik terjadi pencegatan,” katanya di kantor DPD PDIP DIY Senin (28/1/2019).
Terkait acara dukungan kepada Jokowi Maruf di Mandala Krida pada Minggu (27/01) kemarin murni bukan dari DPD PDIP DIY. Namun digelar oleh Aliansi Masyarakat Jogja dan mendapat ijin dari kepolisian.
Baca Juga : Sandiaga Uno Belajar Manajemen Masjid Jogokaryan
“Acara ini dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Jogja ini format kegiatan dilakukan masyarakat bukan Tim perjuangan maupun tim kampanye karena saya ketua tim itu dilarang oleh pemilu. Baru boleh 24 maret kalo sipil itu tidak masalah,” katanya.
Ia tidak menyangkal jika sebagian besar peserta dari kegiatan tersebut dari kadernya. Padahal sebelumnya ia memberi keterangan jika Jokowi Maruf tidak akan datang dalam acara tersebut.
“Malamnya saya sudah bilang mereka, Jokowi tidak akan datang. Kalo jokowi kesini bukan sebagai paslon tapi Presiden. Kedatangan mereka pasti melalui tim kampanye daerah,” katanya.
Terkait kejadian kericuhan yang terjadi di Masjid Jogokariyan menurutnya ada provokasi dari pihak lain. Kemudian menggunakan moment ini untuk kepentingan tertentu.
“Pasti ada provokasi-provokasi supaya terjadi sesuatu dan terjadi geger. Isu rusak pager dan lain-lain lah. Isunya teman-teman merusak masjid. Informasi yang kami terima mereka lewat disitu, kalo provokasi kenapa ada yang bawa pedang. Kan ga boleh,” katanya.
Ia berharap kepada polisi agar menyelesaikan kasus Masjid Jogokariyan dengan tuntas. Sehingga terjaga kondisi yang aman di tengah masyarakat Jogja.
“Kami minta benar ini polisi jaga betul. Kami jaga betul karena isunya agama. Kami peserta pemilu kami tidak melakukan itu (dukungan di mandala Krida) secara formal. Termasuk tim kampanye daerah,” katanya.
Sementara itu Sekretaris DPD PDI Perjuangan Yuni Satia Rahayu Daerah Istimewa Yogyakarta mengakui jika nama Kristianto alias Kris Kelinci yang disebut oleh pihak takmir Masjid Jogokariyan merupakan kader PDIP. Namun isu penyerbuan yang disebut dilakukan oleh kadernya itu berita bohong.
“Penyerbuan ke masjid itu hoax. PDIP sudah lama dengan baju hijau kalo dengan masjid Jogokaryan itu indikasi dengan kejadian panjang sebelumnya. Usai dari pantai cangkring dicegat oleh hijau,” katanya.
Ia tidak mengetahui benar apakah benar terjadi pelemparan batu yang dilakukan oleh kadernya saat itu. Namun yang jelas ia akan menunggu hasil investigasi dari kepolisian.
“Mungkin kelewatan ini diadu antara islam dan non islam kok bisanya mereka membuat sikap ini penyerangan masjid. Kami tunggu hasilnya. Jika memang ada pelanggaran ya sesuai hukum saja,” katanya.
Comments