STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Kota Tanpa Kumuh ( Kotaku) Kota Jogja sudah dimulai sejak 2015 lalu. Saat ini Kotaku Kota Jogja meminimalisir masalah sanitasi dan air bersih di Jogja.
“Lalu masyarakat integrasi masalah dan menyelesaikan bersama pemerintah. Lingkungan tidak bersih ada pola masyarakat yang harus diubah,” kata Mohammad Imam Santoso selaku Tim Leader Oversight Service Provider (OSP) Program Kotaku kepada Starjogja 101,3 FM Senin (11/2/2019).
Program Kotaku Kota Jogja ini bagian dari program Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sampai saat ini, dari 340 titik kumuh yang ada sudah tergarap 90%.
Baca Juga : SKTM Dihapuskan, Disdik Kota Jogja Tidak Masalah
“Pendataan awal SK Kumuh di Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Kota Jogja. SK kumuh di tahun 2014 belum menggambarkan dan belum maksimal. Peta kumuh berkembang pada Kota Jogja lebih banyak diintervensi,” katanya.
Menurut Imam perlu keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program Kotaku ini. Sebab, tidak mungkin pemerintah dapat memfasilitasi semuanya.
“Jadi keterlibatan masyarakat jadi perhatian. Alokasi program per wilayah rata rata satu lingkungan antara 200 smapai 500 juta sampai 1 M kalo kawasan bisa sampai 2 M tergantung perencanaan awalnya. Dana dikelola oleh maasyarakat,” katanya.
Imam menegaskan pola perilaku masyarakat menjadi bagian paling penting untuk menyelesaikan program ini. Beberapa contoh yang ada di Kota Jogja membuktikan perlunya keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Kunci sukses sebuah program ya peran seleksi. Kewajiban CSR nya harus sesuai,” katanya.
Menurut Imam Bantul saat ini menjadi perhatian besar program Kotaku ini. Sebab, penataan sungai dinilai belum berjalan dan bagus.
“Kalo hotel naik tinggi tapi warga sekitar dan dari sungai masih kotor berarti belum layak huni tapi layak bisnis. Mimpi kami skala lingkungan rt lalu sungai fase ketiga kolaborasi lembaga maka terbangun. Saya punya mimpi Jakarta dengan MIRT, Jogja punya jalur sungai. Hotel harus bayar mahal untuk ini,” katanya.
Comments