STARJOGJA.COM. TEKNO – Layanan transportasi, pesan-antar makanan, dan marketplace tercatat sebagai tiga kategori aplikasi yang paling sering digunakan oleh generasi milenial Indonesia sehari-hari.
CEO dan Founder Alvara Strategic Research Hasanudin Ali menyatakan generasi milenial, atau mereka yang lahir di antara 1981 dan 1997, jumlahnya mencapai 34% dari total populasi pada 2020. Dengan porsi yang cukup besar dan karakteristik yang dekat dengan teknologi, dia meyebut generasi milenial sebagai pendorong ekonomi digital di Indonesia.
“Hampir separuh milenial Indonesia telah menjadi heavy internet user. Mereka mengakses internet hingga 7 jam sehari melalui ponsel pintar,” ujarnya,Selasa (9/4/2019).
Lebih lanjut, riset berjudul Perilaku dan Preferensi Konsumen Milenial Indonesia terhadap aplikasi E-Commerce 2019 yang diselenggarakan oleh Alvara Research mengungkapkan fakta bahwa transportasi, pesan-antar makanan dan belanja daring menjadi tiga kategori aplikasi yang paling sering digunakan dalam keseharian milenial bila dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
BACA JUGA : Muslim Go: Aplikasi Panduan Ibadah Generasi Milenial
Penelitian tersebut dilakukan melalui survey tatap muka dengan metode custer random sampling terhadap 1.204 responden di Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta dan Manado yang dilakukan pada 3 hingga 20 April 2019.
Hasan memaparkan, mayoritas pengguna aplikasi untuk transportasi dan belanja daring merupakan konsumen usia muda atau 17—24 tahun, sedangkan penggunaan aplikasi pemesanan tiket dan hotel serta sistem pembayaran digital didominasi oleh konsumen berusia 25—34 tahun.
Perempuan dan milenial muda menjadi konsumen yang paling sering menggunakan aplikasi transportasi, dengan frekuensi lebih dari satu kali dalam satu minggu, dengan persentase mencapai 32,9% konsumen perempuan dibandingkan dengan 31,1% laki-laki.
Sementara itu, secara keseluruhan, kebanyakan pengguna aplikasi transportasi rata-rata menggunakan aplikasi berkisar 1-2 minggu sekali.
Adapun, dalam aplikasi pesan-antar makanan, dia menyebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin maupun usia konsumen.
Konsumen aplikasi pesan-antar makanan didominasi oleh pengguna medium yang rata-rata menggunakan aplikasi tersebut sebanyak 1—2 minggu sekali seminggu atau sebesar 42,3%, diikuti oleh pengguna ringan yang hanya menggunakan di atas 1 bulan sekali sebesar 32,1%, sedangkan persentase pengguna berat yagn mengakses aplikasi tersebut lebih dari satu kali dalam satu minggu mencapai 25,6%.
Dia menambahkan, frekuensi generasi milenial dalam mengakses aplikasi belanja online tidak terlalu tinggi dibandingkan aplikasi lainnya. Kebanyakan konsumen aplikasi belanja adalah pengguna menengah yang mengakses sebulan sekali, dengan persentase mencapai 55%.
Sementara itu, pengguna ringan atau konsumen yang mengakses lebih dari dua bulan sekali mencapai 40,4%, sedangkan pengguna berat yang menggunakan aplikasi satu minggu sekali jumlahnya hanya 4,5% dari total pengguna.
“Rata-rata generasi milenial menghabiskan Rp100.000 hingga Rp200.000 per transaksi e-commerce. Cara pembayarannya mayoritas debit, tunai, dan ada kenaikan dari penggunaan pembayaran digital,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Pangerapan menyatakan, hasil riset mengenai perilaku milenial dapat digunakan bagi pelaku e-commerce untuk menerapkan strategi yang tepat dalam mengembangkan bisnisnya.
Dia menambahkan, saat ini ulasan dan peringkat suatu produk dalam aplikasi yang diberikan oleh konsumen lain memainkan peranan penting dalam membangun kepercayaan konsumen milenial. Pasalnya, melalui teknologi saat ini konsumen milenial dapat dengan mudah membandingkan produk dan harga suatu barang dari satu platform dengan platform lainnya.
“Riset ini menarik untuk memahami karakteristik dari konsumen milenial kita, dapat memberikan ide untuk para produsen dalam menciptakan produk yang tepat,” ujarnya.
Comments