STARJOGJA.COM, JOGJA – 49 kecamatan di DIY berstatus Awas potensi kekeringan meteorologis. BMKG Yogyakarta dalam rilis hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) berurutan di wilayah DIY menjelaskan kekeringan meterologis berarti berkurangnya curah hujan dari keadaan normal dalam jangka waktu yang panjang berurutan.
“Status Awas, telah mengalami HTH lebih dari 60 hari dan prospek curah hujan rendah, kurang dari 10 mm/10 hari. Terjadi di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas lewat keterangan tertulisnya kepada Starjogja.com , Jumat (12/7).
Ia menjelaskan Wilayah di Bantul meliputi Kecamatan Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sewon, Srandakan.
Sementara di Kabupaten Sleman, wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Maguwoharjo, Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Minggir, Moyudan, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Seyegan, Tempel, Turi.
Untuk kabupaten Kulon Progo wilayah yang masuk kategori ini ada di Kecamatan Kalibawang, Kokap, Panjatan, Pengasih. Gunungkidul di Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Patuk, Playen, Ponjong, Purwodadi, Rongkop, Saptosari, Semanu, Tanjungsari, Tepus, Wonosari.
Sementara wilayah yang berstatus Siaga, yakni telah mengalami HTH lebih dari 31 hari dan prospek curah hujan rendah kurang dari 10 mm/10 hari, di Kecamatan Sedayu, Depok, Godean, Minggir, Ngemplak, Pakem, Sleman, Turi, Girimulyo, Semin.
” Puncak musim kemarau diprakirakan akan berlangsung bulan Agustus 2019,” jelas Reni.
BMKG mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap potensi kekeringan yang berdampak pada sektor pertanian dengan tadah hujan dan pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih).
” Gunakan air secara bijak dan waspadai potensi kebakaran” himbaunya.
Comments