STARJOGJA.COM, Info – Ibnu Haykal Koordinator Aliansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Indonesia mengatakan ada empat faktor pemicu utama masyarakat mudah terkena penyakit tidak menular yaitu makanan tidak sehat, merokok, penggunaan alkohol, dan gaya hidup yang tidak sehat. Ibnu mengatakan pengidap penyakit ini mengakibatkan banyak kerugian.
“Secara ekonomi nasional kita dirugikan karena produktifitas masyarakat berkurang jadi penyakitan dan ga bisa gerak lebih aktif daripada biasanya,” katanya kepada Starjogja 101,3 FM Rabu (4/12/2019).
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular atau PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%, prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%.
Baca Juga : Di Bantul Penyakit Tidak Menular Menjadi Ancaman Baru
“Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%, dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%,” jelasnya.
Faktor pertama yaitu makanan tidak sehat dapat mengakibatkan overwight. Kondisi ini sesuai dengan catatan WHO dimana 39% populasi dewasa mengidap overweight dan 13% mengidap obesitas di tahun 2025.
“Di Indonesia sendiri kasus overweight baru bisa dilihat di kisaran usia 38-47 tahun,” katanya
Faktor kedua, konsumsi rokok yang berlebihan juga menyebabkan kerugian besar yang mencapai 378 triliun Rupiah. Ia meminta agar industri rokok perlu diregulasi oleh pemerintah Indonesia untuk melindungi masyarakat dari PTM.
“Untuk penyakit jantung sendiri kerugiannya mencapai Rp 10 triliun, untuk biaya BPJS orang yang mengidap penyakit jantung,” ujarnya.
“PTM ini bukan tanggung jawab Kementrian Kesehatan saja, artinya bukan cuma untuk diobati tapi harus dicegah, karena pencegahan ini dapat menyelamatkan kita dari kerugian nasional.”
Comments