STARJOGJA.COM, JOGJA – Menurut data yang dimiliki DPD Persatuan Perusahaan Real Eastate Indonesia DIY kebutuhan akan rumah di DIY masih tinggi. Ketua DPD Perhimpunan Pengusaha Realestate DIY Rama Adyaksa Pradipta saat menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Investasi Properti di DIY Masih Menguntungkan dan Aman, mengatakan ada sekitar 252.000 unit rumah dibutuhkan oleh masyarakat DIY.
“Data yang kita ambil di tahun 2017 bahwa terdapat backlock 252 ribu unit rumah yang harus disediakan,” katanya di Ibis Style Hotel Jogja, Kamis (30/1/2020).
Dalam kesempatan tersebut Rama juga menyampaikan, tahun 2019 pertumbuhan bisnis properti di DIY hanya tumbuh sekitar 3,5 persen dan baru memberikan kontribusi terhadap PDB sekitar 3 persen.
Baca Juga : Membeli Rumah di Yogyakarta Waspadai ini
“Pertumbuhan sektor properti pada tahun 2019 hanya sekitar 3,5 persen, kemudian kontribusi sektor properti terhadap PDB hanya 3 persen,” imbuh Rama.
Namun demikian Rama optimis jika dengan adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat seperti menurunkan rasio uang muka kredit perumahan maka geliat pertumbuhan bisnis properti di DIY akan semakin naik.
Selain menghadirkan Rama, seminar properti yang digelar REI dan Harian Jogja ini mendatangkan narasumber Aris Prasena, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, dan Miyono, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY.
Aris mengatakan fokus pemerintah saat ini adalah menyediakan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Hunian yang paling masuk akal untuk dibangun di tengah harga tanah yang terus melambung adalah hunian vertikal atau rumah susun.
Adapun Miyono menyebut prospek bisnis properti di DIY masih bagus karena daya beli masyarakat masih kuat.
“Berdasarkan survei konsumen, indeks keyaikan konsumen di DIY masih tinggi,” kata Miyono
Comments