Hujan deras disertai angin dan petir masih akan melanda wilayah DIY. Diperkirakan gangguan cuaca tersebut akan terjadi hingga akhir pekan depan.
Koordinator Stasiun Klimatologi dan Radar Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiyono menjelaskan, setidaknya terdapat tiga hal yang menyebabkan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini. Saat ini, kata Joko, Indonesia mengalami Madden Julian Oscilation (MJO) aktif fase ketiga.
“Indonesia masuk MJO fase tiga sampai lima. Fase tiga terjadi di Indonesia bagian barat sementara fase empat dan lima di Indonesia bagian timur,” kata Joko, Rabu (11/5/2016).
Faktor kedua terjadinya cuaca ekstrim di DIY disebabkan suhu muka laut di sisi selatan laut atau selatan Pulau Jawa masih cenderung hangat. Hal itu, sambung Joko, mengakibatkan penguapan air laut yang kuat sehingga bereaksi menimbulkan gumpalan awan gelap.
“Gumpalan awan hasil penguapan itu menyebabkan hujan turun tiba-tiba,” katanya.
Terakhir, lanjut Joko, wilayah DIY masuk masa pancaroba. Pergantian musim dari musim hujan ke kemarau itu juga memengaruhi terjadinya cuaca ekstrim.
“Hujan dengan intensitas tinggi dimungkinkan akan sering muncul sejak sore hingga malam hari. Kondisi ini setidaknya akan terus terjadi hingga akhir bulan,” kata Joko.
Dia menjelaskan, wilayah Sleman paling berpotensi mengalami hujan deras disertai angin dan petir. Hal itu terjadi karena okupansi awan lebih sering terjadi di daerah dataran tinggi. Joko berharap agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terutama saat sore hingga malam hari.
Masyarakat diimbau untuk menghindari daerah lapang. Kalaupun terpaksa ingin berteduh, warga diimbau tidak berada di bawah pohon. Pasalnya pohon bisa menghantarkan listrik. “Di waktu-waktu tertentu, hujan turun deras disertai angin kencang dan petir,” jelas Joko.
Comments