Bisnis.com, JOGJA-Demam berdarah dengue (DBD) semakin mengancam Jogja tahun ini. Pasalnya, siklus lima tahunan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu jatuh pada 2015.
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jogja, sampai dengan hari ini terdapat 813 kasus DBD yang sudah menyebabkan sembilan orang meninggal. Jumlah kasus di tahun ini jauh lebih besar ketimbang 2014, yakni 417 kasus. Sementara, pada 2010 DBD mencapai 1.500-an kasus.
Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Jogja Endang Sri Rahayu membenarkan adanya kekhawatiran lonjakan angka penderita DBD di Jogja. Terlebih, jelasnya, pada tahun ini DBD juga terjadi di daerah yang sebelumnya tidak pernah terserang, misal di wilayah Kotabaru.
“Penyakit ini muncul sepanjang masa tidak peduli musim, walaupun saat penghujan lebih rentan dan kejadiannya merata di seluruh kecamatan,” paparnya, Rabu (5/8/2015).
Dinilainya, masyarakat justru kerap menyepelekan keberadaan penyakit ini pada musim kemarau. Padahal, kata Endang, kebersihan lingkungan rumah, termasuk genangan air bisa terjadi kapan saja dan harus diperhatikan.
Ditambahkannya, selain DBD, leptospirosis juga mengintai Jogja. Ia menyebutkan periode Januari 2015 sampai dengan saat ini sudah terdapat 27 kasus yang mengakibatkan enam orang meninggal. Endang tidak menampik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah kasus ini meningkat, terutama dari jumlah korban meninggal. Sepanjang 2014 terdapat 23 kasus leptospirosis yang merenggut satu nyawa.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Jogja Fita Yulia Kisworini mengatakan warga harus mewaspadai munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri lepstopira. Ia mengimbau pola hidup bersih dan steril. “Misal, menggunakan sarung tangan ketika membersihkan tempat kotor, mencuci tangan sebelum makan atau mengkonsumsi sesuatu, dan sebagainya,” urai Fita.
Comments