STARJOGJA.COM, JOGJA – Polemik soal perlakuan pada penggundulan tersangka tragedi Turi masih berlangsung. Akun media sosial Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI ) PBPGRI_OFFICIAL sempat mencuitkan hal yang bernilai negatif dan provokatif atas penggundulan rambut terhadap 3 tersangka kasus tragedi susur sungai SMPN 1 Turi yang menewaskan 10 orang siswa itu. PGRI kritik Penggundulan tersangka.
Dalam perkembangannya, Dalam cuitan terakhir akun PBPGRI_OFFICIAL menyatakan “Demi menjaga silang pendapat yang lebih luas, kami hapus cuitan itu. Mohon semua pihak menghormati proses hukum. Tiada seorang guru pun berniat celakakan muridnya. Kami juga amat sedih. Tolong polisi ikuti SOP, semua sama di depan hukum”.
Akun PGRI juga menyampaikan permohonan maaf atas polemik ini. Namun mereka juga mengingatkan masyarakat juga mengikuti dari awal sikapnya.
“Kami telah sampaikan permohonan maaf menyinggung semua. Tiada sedikitpun bermaksud melukai. Baca tulisan kami sebelumnya. Bahkan kami telah datang ke sekolah dan minta maaf terbuka. Rasa pedih kawan-kawan atas proses itulah. Sama-sama hormati proses hukum.”
Pro dan kontra terhadap cuitan PBPGRI _Official muncul dari beberapa netizen yang mengomentari cuitan tersebut diantaranya akun Yoshuatobing,
“apakah kegiatan susur sungai yang dilaksanakan sudah sesuai dengan SOP? Apakah sesuai SOP guru yang dibotakin, digiring dijalanan sedangkan kegiatan susur sungai tersebut saya yakin tidak sesuai dengan SOP” cuitnya.
Selain itu akun hapiziqbal mencuitkan hal serupa soal pgri penggundulan tersangka Turi.
” Kau pikir dibotakin, digiring & ancaman 5 tahun kurungan cukup untuk mengganti nyawa anak didik yang hilang? tak usah baper cuma perkara botak dan digiring aja. Mari berpikir sudah benarkan SOP yang mereka laksanakan saat kegiatan pramuka susur sungai itu?” cuitnya.
Tak hanya komentar yang melawan cuitan akun PBPGRI _Official namun ada juga yang pro seperti cuitan akun eka_harijanto
“Asal itu memang harus dikenakan, tapi tersangka tidak pada tempatnya diperlakukan seperti itu siapapun dia. Dibotaki, bertelanjang kaki kemudian diekspose di depan awak media. Tersangka koruptor tidak diperlakukan seperti itu” tulisnya.
Comments