STARJOGJA.COM, JOGJA – Untuk menangani jebolnya talud Klitren, BPBD Kota Yogyakarta memasang puluhan kantong pasir. Ini sebagai upaya darurat pengganti talud yang jebol diterjang air saat hujan lebat, Rabu (11/03).
Hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur Kota Yogyakarta sekitar pukul 14.15 WIB menyebabkan talut sepanjang enam meter di Sungai Manunggal yang berada di Kampung Klitren, Kecamatan Gondokusuman jebol sehingga air menggenangi permukiman. Talud Klitren jebol.
“ Kejadian di Klitren disebabkan talut Sungai Manunggal jebol. Akibatnya, air sungai pun masuk ke permukiman,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi kepada starjogja.com, Kamis ( 12/03).
Ia mengatakan Kerusakan talut di Sungai Manunggal tersebut, dimungkinkan disebabkan program penataan sungai yaitu M3K (mundur, munggah, madep kali atau mundur, naik dan menghadapkan bangunan ke sungai) belum tuntas.
” Semoga nanti ketika proyek normalisasi selesai dilakukan kejadian banjir bisa dikurangi. Perlu dukungan masyarakat untuk mau bergeser dari lokasi yang ada saat ini,” terangnya.
Hujan deras yang mengguyur Kota Jogja pada Rabu (11/3/2020) siang hingga sore mengakibatkan banjir di sejumlah titik dan satu talut longsor. Banjir cukup parah terjadi di Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman. Sementara talut longsor terjadi talut Sungai Winongo, Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen.
Lurah Klitren, Akhmad Zainuri, menuturkan banjir terjadi di tiga RW, yakni RW 1, RW 7 dan RW 8. Pada RW 7 dan RW 8, banjir terjadi disebabkan tanggul yang tidak mampu menampung debit air.
“Sementara RW 1 ada bekas tembok rumah yang jebol, sehingga air menggenangi tiga RT di RW 1,” ujarnya, Rabu.
Comments