STARJOGJA.COM, Info – Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan agar para pemimpin dunia dapat meningkatkan penanganan virus corona.
Pada saat yang sama, Presiden AS Donald Trump dan yang lainnya mempertanyakan perlunya langkah ekstrem yang digaungkan lembaga internasional tersebut.
Menurut Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi video terbatas, shutdown dapat memperlambat pandemi namun tidak dapat menghentikan penyebaran virus secara utuh sehingga negara-negara di dunia juga perlu mengambil langkah agresif.
Baca Juga : Gara-gara Mudik, Pasien Positif Corona Bertambah
Di saat beberapa negara membatasi ekspor peralatan medis, dia justru mendesak agar kebijakan proteksionisme itu dihapus dan memastikan distribusi yang adil.
Negara-negara termasuk Jerman, Indonesia dan Korea Selatan telah membatasi ekspor alat pelindung seperti masker medis. India telah melarang ekspor chloroquine, pengobatan malaria yang sedang diuji dan diperdebatkan dapat menyembuhkan Covid-19.
Dilansir melalui Bloomberg pada Jumat (27/3), Ghebreyesus mengatakan kepada para pemimpin dunia termasuk Trump dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk memaksimalkan upaya mereka dalam memerangi virus corona.
Dia juga mengatakan bahwa jutaan orang bisa mati tanpa ada tindakan yang lebih kuat, bahkan kehidupan para pemimpin dunia juga bergantung pada kebijakan mereka masing-masing.
Pesan itu dia sampaikan di tengah-tengah KTT luar biasa G20 yang diikuti oleh Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Sebelumnya Trump justru sedang berencana untuk mengangkat kebijakan shutdown secara bertahap di sejumlah daerah di AS yang terdampak virus corona.
Pada Rabu (25/3), kepala WHO itu telah memberikan teguran yang jarang dia sampaikan kepada para pemimpin dunia, yang mengatakan bahwa pemerintah seharusnya bertindak sejak satu atau dua bulan lalu dan mereka telah membuang terlalu banyak waktu.
Kini AS mencatatkan lebih banyak kasus positif Covid-19 dibandingkan dengan China.
Menurut Johns Hopkins University angkanya telah mencapai 86.000, mendorong jumlah total di seluruh dunia menjadi lebih dari 540.000 kasus.
Lebih dari 124.000 orang di seluruh dunia telah pulih dari Covid-19, sementara lebih dari 24.054 orang meninggal dunia, termasuk 1.288 korban di AS.
Sumber : Bisnis
Comments