STARJOGJA.COM, Info – PT Kereta Api Indonesia (KAI) membatasi jumlah penumpang kereta api (KA) lokal Prambanan Ekspres (Prameks) hanya 50 persen. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Padahal, biasanya KA Prameks yang merupakan relasi Solo- Jogja pergi pulang (PP) ini beroperasi hingga 150 persen dari kapasitas kereta.
Manager Humas PT KAI Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan PT KAI membatasi jumlah penumpang KA lokal termasuk Prameks dari kapasitas biasanya 150% menjadi 50%. Menurutnya, kebijakan ini sekaligus menerapkan pembatasan fisik demi memutus rantai persebaran Covid-19.
Baca Juga : Berjemur Sinar Matahari Tak Bisa Cegah Corona
“Sejak adanya Covid-19 ini, okupansi KA juga menurun drastis. Okupansi KA Prameks menjadi hanya 20 sampai 25 persen dalam sekali perjalanan,” ujarnya, kepada Solopos.com, seperti dlaporkan Harianjogja.com, Selasa (7/4/2020).
Eko menjelaskan kapasitas penuh 150% tersebut terdiri dari 100% penumpang duduk dan 50% penumpang berdiri. Tetapi, dengan pembatasan ini maka penumpang KA Prameks tidak perlu berdesakan di dalam gerbong.
Pembatasan kapasitas maksimal KA Prameks secara otomatis disesuaikan dengan jumlah tiket yang bisa dipesan baik secara online melalui channel KAI maupun go show di stasiun pemberangkatan. Artinya tidak ada penumpang yang berdiri selama pembatasan itu.
Menurutnya, jumlah penumpang KA di wilayah Daops VI pada hari biasa sebelum wabah Corona mencapai 30.000 per hari. Akan tetapi, sejak adanya Covid-19, angka penumpang jeblok hingga kisaran 3.000 penumpang per hari.
“Penumpang KA kini juga diharuskan mengenakan masker ketika naik KA,” imbuhnya.
Di samping itu, PT KAI memutuskan tetap mengoperasikan KA Prameks sesuai jadwal. Hal ini berbeda dengan KA jarak jauh yang sebagian besar disetop operasionalnya lantaran turunnya okupansi KA efek wabah Covid-19.
Salah satu penumpang langganan KA Prameks, Alfi, mengaku kerap kehabisan tiket KA Prameks jika hendak bepergian untuk keperluan mengajar di Jogja. Kini kondisi di dalam gerbong KA lokal Solo-Jogja ini lengang.
“Saya sering kehabisan karena saking penuhnya. Sekarang sepi sekali keretanya, mbak,” jelas dosen muda ini.
Sumber : harianjogja.com
Comments