STARJOGJA.COM, Info – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat ada 13 gunung dengan status waspada maupun siaga hingga hari ini, Sabtu (11/4/2020).
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepuluh gunung berstatus Waspada atau level II dan tiga gunung berstatus Siaga atau level III, yaitu Gunung Karangetang (Sulawesi Utara), Gunung Agung (Bali), dan Gunung Sinabung (Sumatra Utara).
Adapun, tingkatan status paling rendah adalah level I atau Normal, kemudian level II atau Waspada karena ada peningkatan aktivitas, dan level III atau Siaga, di mana ada peningkatan kegiatan seismik yang bisa memicu letusan serta tingkatan paling berbahaya, yaitu level IV atau Awas, yaitu gunung api dalam keadaan kritis dan siap meletus.
Sementara itu, 10 gunung yang berada dalam status Waspada, yaitu Gunung Kerinci, Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Ibu, dan Gunung Dukono, Gunung Soputan, Gunung Slamet, Gunung Bromo, dan Gunung Gamalama. Rinciannya, yaitu:
Gunung Kerinci
Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl) terletak di Kab/Kota Kerinci, Solok Selatan, Jambi, Sumatra Barat dengan posisi geografis di Latitude -1.697°LU, Longitude 101.264°BT.
Berdasarkan laporan pengamatan visual staf Badan Geologi Kementerian ESDM Irwan Safwan terlihat asap kawah utama Gunung Kerinci berwarna cokelat dengan intensitas tebal tinggi sekitar 600 meter dari puncak.
Baca Juga : Anak Gunung Krakatau Erupsi Status Waspada |
---|
Adapun, berbadasarkan pengamatan kegempaan, ada 105 kali gempa hembusan dengan amplitudo 0.5-5 mm, dan lama gempa 10-25 detik dan 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-1 mm, dominan 1 mm.
Untuk itu, direkomendasikan masyarakat di sekitar dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak dalam radius 3 km dari kawah aktif. “Sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan,” kata Irwan, dalam situs Badan Geologi, Kementerian ESDM, Sabtu (11/4/2020).
Gunung Anak Krakatau
Sementara itu, Gunung Anak Krakatau terletak di Kab\Kota Lampung Selatan, Lampung dengan posisi geografis di Latitude -6.102°LU, Longitude 105.423°BT dan memiliki ketinggian 157 mdpl.
Secara visual, menurut pengamat di lapangan, Bagus Puguh Wibowo, asap dari kawah utama berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 200-500 meter dari puncak.
Secara kegempaan, terjadi 2 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 40 mm dengan lama gempa 74-2.284 detik, 5 kali Harmonik dengan amplitudo 9-22 mm dengan lama gempa 62-320 detik, 8 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 5-10 mm dengan lama gempa 7-18 detik, dan 4 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-40 mm, dominan 40 mm.
Untuk itu, direkomendasikan agar masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
Nia Haerani dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pascapenurunan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II) pada 25 Maret 2019, aktivitas vulkanik G. Anak Krakatau memang kembali berfluktuasi.
“Pada tanggal 10 April 2020, terjadi dua kali erupsi, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu tebal setinggi 500 m dari atas puncak, diikuti dengan erupsi menerus tipe strombolian. Tidak terdengar suara gemuruh atau dentuman akibat erupsi,” katanya dalam siaran pers Badan Geologi, Kementerian ESDM, Sabtu (11/4/2020).
Adapun area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilayah Lampung Selatan, kata Nia, masih aman dari ancaman bahaya aktivitas G. Anak Krakatau.
Gunung Merapi
Sementara itu, Gunung Merapi yang terletak di Kab\Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl juga masuk dalam status waspada.
Sunarta, pengamat dari Badan Geologi mencatat secara visual, asap kawah tidak teramati, sedangkan secara kegempaan, terjadi 1 kali gempa letusan/eupsi dengan amplitudo 40 mm dan lama gempa 240 detik, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 65 mm, dan lama gempa 20 detik serta 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 22.5-30 mm, S-P 20-22.5 detik dan lama gempa 90-120 detik.
Untuk itu, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Selain itu, dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III diminta meningkatkan kewaspadaan.
Gunung Semeru
Adapun, Gunung Semeru yang terletak di Kab\Kota Lumajang, Malang, Jawa Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.108°LU, Longitude 112.92°BT dan memiliki ketinggian 3.676 mdpl juga mendapat stempel waspada atau berstatus level II.
Dengan suhu udara terpantau sekitar 23-31°C, gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II, namun asap kawah tidak teramati.
Secara pengamatan kegempaan, terjadi sekitar 17 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 65-150 detik dan 1 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2 mm dan lama gempa 70 detik, di mana jarak luncur dan arah guguran tidak teramati.
Selain itu, juga terjadi 3 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 7-9 mm, dan lama gempa 30-85 detik.
Untuk itu, masyarakat masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
Masyarakat diminta waspada terhadap potensi gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.
Gunung Ibu
Gunung Ibu, yang terletak di Kab\Kota Halmahera Barat, Maluku Utara dengan posisi geografis di Latitude 1.488°LU, Longitude 127.63°BT dan memiliki ketinggian 1.325 mdpl juga masuk dalam status waspada atau level II.
Pengamat Badan Geologi, Ridwan Djalil, menyebut asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak.
Berdasarkan pengamatan kegempaan, menurut laporannya, terjadi 98 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 15-30 mm, dan lama gempa 16-60 detik, 18 kali gempa Guguran dengan amplitudo 4-10 mm dan lama gempa 15-60 detik. Jarak luncur dan arah guguran tidak teramati, dan 41 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 5-14 mm, dan lama gempa 10-25 detik.
Selain itu, terjadi juga 6 kali Harmonik dengan amplitudo 4-21 mm, dan lama gempa 40-85 detik dan 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 26 mm, S-P 14 detik dan lama gempa 100 detik.
Untuk itu, masyarakat sekitar diminta tidak beraktivitas di dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas diluar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Gunung Dukono
Terletak di Kab\Kota Halmahera Utara, Maluku Utara dengan posisi geografis di Latitude 1.693°LU, Longitude 127.894°BT dan memiliki ketinggian 1229 mdpl, Gunung Dukono terpantau mengeluarkan asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-250 meter dari puncak.
Pada pengamatan kegempaan terjadi 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-6 mm, dominan 4 mm.
Untuk itu, masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 km.
Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat sekitar selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Gunung Soputan
Berdasarkan keterangan terbaru Badan Geologi pada Sabtu (11/4/2020) malam, Gunung Soputan (1.809 mdpl), yang diturunkan menjadi Level II (Waspada) pada 8 Oktober 2019 pukul 16:00 WITA, tercatat mengeluarkan asap berwarna putih pada kawah utama dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak.
Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat, 12 kali Gempa Guguran, 2 kali Gempa Tektonik Jauh, dan 46 kali Gempa Harmonik.
Rekomendasinya adalah masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari puncak dan dalam wilayah sektor arah barat-baratdaya sejauh 2.5 km yang merupakan daerah bukaan kawah, guna menghindari ancaman leleran lava dan awan panas guguran.
Mewaspadai terjadinya ancaman aliran lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng gunung, seperti Sungai Ranowangko, Lawian, Popang, dan Londola Kelewahu.
Gunung Soputan terletak 50 kilometer di sebelah barat daya-selatan kota Manado dan berjarak sekitar 12 kilometer di sebelah timur laut kota Tombatu.
Gunung Slamet
Adapun, Gunung Slamet, yang terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru juga berada dalam status waspada atau level II.
Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020, Gunung berketinggian 3.432 mdpl itu mencatatkan 219 kali Gempa Hembusan dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm)
Rekomendasinya, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah puncak G. Slamet.
Gunung Bromo
Gunung Bromo (2.329 m dpl) juga berada dalam status waspada atau level II, di mana asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-300 m di atas puncak kawah.
Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat Tremor Menerus, amplitudo 0.5-1 mm (dominan 1 mm). Untuk itu, masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif Bromo.
Gunung Gamalama
Tingkat aktivitas Gunung Gamalama juga tercatat berada pada level II waspada, di mana teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 10 meter dari puncak. Melalui rekaman seismograf pada 10 April 2020 tercatat ada 5 kali Gempa Tektonik Lokal dan 11 kali Gempat Tektonik Jauh
Rekomendasinya, masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari kawah puncak G. Gamalama.
Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di G. Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.
Sumber : Bisnis
Comments