STARJOGJA.COM, HEALTH – Pada konferensi pers Senin lalu (06/08), salah satu ilmuwan WHO, Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa pasien corona yang tidak bergejala, langka dan ‘sangat jarang’ bisa menularkan ke orang lain. Ia mengatakan 6%-41% Populasi Dunia Mungkin Terinfeksi Tapi Tidak Bergejala
“Kelihatannya masih jarang pasien yang tidak bergejala bisa betul-betul menularkan ke individu lain.” kata ilmuwan WHO Maria Van Kerkhove, Senin (08/06).
Pernyataannya itu mengundang kritik ilmuwan lain yang menganggap pengakuan Dr. Maria Van Kerkhove itu tidak mencerminkan hasil penelitian ilmiah terkini.
“Seluruh bukti menunjukkan bahwa orang tanpa gejala dapat dengan mudah menyebarkan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19,” kata para ilmuwan di Harvard Global Health Institute pada sebuah pernyataan, Selasa (09/06).
Keesokannya (09/06), Dr. Maria Van Kerkhove mengklarifikasikan pernyataan tersebut, ia mengatakan bahwa pernyataannya itu hanya berdasarkan pada dua atau tiga studi, dan akan menjadi sebuah ‘kesalahpahaman’ jika mengatakan transmisi akibat orang yang tak bergejala ‘jarang terjadi.’6%-41% Populasi Dunia Mungkin Terinfeksi Tapi Tidak Bergejala.
“Saya hanya menanggapi sebuah pertanyaan; Saya tidak mengemukakan kebijakan WHO,” tuturnya.
Pada klarifikasinya Selasa lalu (09/08), ia mengatakan ada 6-41% orang yang terinfeksi COVID-19 tidak menunjukkan gejala, dan tak sedikit dari mereka menularkan virus corona.
Merujuk pada studi lain, ia juga mengatakan bahwa ada sekitar 40% dari transmisi global disebabkan oleh individu yang tidak memiliki gejala.
Menurut suatu jurnal yang diterbitkan pada bulan April, fase paling menular bagi orang yang terinfeksi COVID-19 adalah 2 hari sebelum timbulnya gejala. Isi jurnal itu juga memperkirakan bahwa 44% dari infeksi baru adalah akibat penularan dari orang-orang yang belum menunjukkan gejala.
Dr. Maria Van Kerkhove dan para ilmuwan WHO lainnya menegaskan kembali pentingnya jaga jarak, kebersihan, tes COVID-19, melacak COVID-19, karantina dan isolasi sebagai cara untuk mengendalikan pandemi.
SUMBER : VOA INDONESIA
Comments