STARJOGJA.COM, Info – Minum jamu saat ini menjadi kebiasaan warga di tengah pandemi Covid-19. Namun minum jamu atau empon-empon tidak harus setiap hari.
Pengajar dan peneliti Fakultas Farmasi UGM Ronny Martien mengatakan jamu dan empon-empon menjadi incaran masyarakat karena mudah menemukan bahan-bahan tersebut.
“Jamu kalo kakean ya tidak apik juga. Diminum kalo butuh saja deh, seminggu dua sampai tiga kali,” katanya beberapa waktu lalu kepada starjogja.com.
Baca juga : Ini Obat Herbal dan Jamu untuk Hindari Corona
Ronny menegaskan jika jamu hanya preventif agar tetap sehat dan bukan obat dari Covid-19. Oleh karena itu menurutnya saat ini hal paling penting adalah lifestyle masyarakat dalam menjaga PHBS dan konsumsi jamu sesuai dengan kebutuhannya.
“Pesannya yang mau selamet ya harus hidup sehat. Bukan semua pakai penyembuhan. Kenapa BPJS jebol karena sifatnya mengobati tidak ada upaya preventif semua lari ke obat. Itu harus diperhatikan,” katanya.
Ronny mengatakan jika saat ini diburunya jahe dan empon-empon membuktikan bahwa khasiat jamu tidak lekang oleh waktu.
Sehingga ini membuktikan bahwa budaya leluhur harus dilestarikan.
“Bagus, orang pada satu titik ada pemikiran jamu jadi trend karena ya harus dibenturkan dengan ini (virus corona). Herbal empon-empon itukan story zaman dahulu yang bertahan sampai sekarang,” katanya.
Ronny mengatakan masyarakat tidak perlu takut dengan virus corona tapi tetap harus waspada. Menurutnya, yang paling penting adalah menjaga ketahanan tubuh dan pola gaya hidup masyarakat.
“Masalah lifestyle ya harus diperbaiki sebelum minum obat. Virus ini kalo muncul kalo tubuh kita lemah. Jadi ya kita hidupnya sehat saja pola hidup kita ya ditata,” katanya.
Jamu dan empon-empon menurutnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Seperti jahe, memiliki senyawa yang membunuh virus kayak anti bakteri.
“Orang lagi ngeh itu padahal itu sudah zaman dahulu. Masa depan itu nature, jadi semua balik lagi ke back to nature. Corona obatnya belum ada, kalo sehat tidak masalah,” katanya.
Comments